Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

Pasar saham Asia mencatat kenaikan pada hari Selasa, meskipun pergerakannya cenderung terbatas karena pekan perdagangan yang dipersingkat oleh libur. Di sisi lain, nilai dolar AS bertahan di dekat level tertinggi dua tahun, didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Investor kini mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve yang lebih terbatas pada tahun 2025.

Di China, pasar saham melanjutkan penguatannya setelah muncul kabar mengenai stimulus tambahan dari pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Indeks CSI300 dan Shanghai Composite masing-masing naik sebesar 0,9%, sementara Hang Seng di Hong Kong mencatat kenaikan 1,08%.

Menurut sumber yang dilaporkan oleh Reuters, pemerintah China telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) pada tahun depan, yang menjadi jumlah tertinggi dalam sejarah. Langkah ini mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah China, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun naik dua basis poin menjadi 1,7125%. Selain itu, pemerintah juga berencana meningkatkan dukungan fiskal melalui kenaikan subsidi pensiun dan asuransi kesehatan, serta memperluas program tukar tambah barang konsumsi.

Meskipun demikian, investor tetap waspada terhadap prospek ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Tantangan besar seperti krisis properti yang berkepanjangan dan potensi perang dagang dengan Amerika Serikat menjadi faktor penghambat. Beberapa analis memperkirakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan bisa terjadi dalam beberapa tahun mendatang.

Fokus pada Kebijakan Suku Bunga dan Penguatan Dolar

Di pasar global, indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,44%, didukung kenaikan di Wall Street semalam. Namun, Nikkei Jepang melemah 0,24%, dengan saham Nippon Steel naik 1,2% setelah muncul kabar bahwa tawarannya untuk mengakuisisi U.S. Steel akan ditinjau oleh Presiden AS.

Pasar saat ini memproyeksikan penurunan suku bunga AS sekitar 35 basis poin pada tahun 2025, jauh lebih sedikit dari ekspektasi sebelumnya. Hal ini mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS dan memperkuat dolar, yang memberikan tekanan pada harga komoditas seperti emas. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun terakhir berada di level 4,34%, sementara obligasi bertenor 10 tahun stabil di sekitar 4,59%.

Indeks dolar AS bertahan di level tinggi 108,14, dengan euro melemah ke $1,0395 dan yen berada di dekat level terendah lima bulan. Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan kesiapan Tokyo untuk melakukan intervensi demi menstabilkan nilai tukar yen yang melemah.

Sumber: Reuters

Fadhil

Related Posts

Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

Continue reading
Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

Bitcoin mencatat kenaikan pada Selasa, melanjutkan tren positif sebelumnya dan sempat menyentuh rekor tertinggi. Sentimen pasar tetap didorong oleh optimisme terkait potensi pembentukan Cadangan Strategis Bitcoin di bawah kepemimpinan Presiden…

Continue reading

You Missed

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

  • By Fadhil
  • December 31, 2024
  • 23 views
Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

  • By Fadhil
  • December 24, 2024
  • 29 views
Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

  • By Fadhil
  • December 17, 2024
  • 54 views
Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini