Pada bulan April 2024, ekonomi AS diperkirakan menambahkan 243.000 pekerjaan, mengalami sedikit perlambatan dibandingkan dengan tambahan 303.000 pekerjaan pada bulan Maret. Meskipun demikian, sebagian besar ekonom memperkirakan pertumbuhan pekerjaan yang berkelanjutan di sektor-sektor seperti konstruksi dan hiburan, sebagian didorong oleh lonjakan imigrasi baru-baru ini. Meskipun melambat dari laju yang cepat yang terlihat pada kuartal pertama, pertumbuhan tersebut tetap berada di atas laju rata-rata yang diamati pada paruh kedua tahun 2023.
Secara bersamaan, pasar memperkirakan kenaikan 0,3% dalam upah rata-rata per jam untuk April, mencerminkan kenaikan yang terlihat pada bulan Maret, yang akan menghasilkan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 4%, peningkatan tahunan terkecil sejak Juni 2021. Selain itu, tingkat pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan kerja diperkirakan akan tetap stabil pada 3,8% dan 62,7% masing-masing.
Ketika melihat kebijakan moneter yang diterapkan oleh Federal Reserve (The Fed), keputusan untuk mempertahankan suku bunga pada level 5,5% saat ini pada rapat bulan Mei 2024 menjadi sangat penting. The Fed telah menunjukkan kecenderungan untuk menjalankan kebijakan moneter yang ketat, dengan mempertahankan suku bunga pada level tertingginya sejak 2007. Kebijakan ini telah membuat dolar AS menguat, karena menarik bagi investor yang mencari imbal hasil yang lebih tinggi.
Dengan tingkat pengangguran yang tetap rendah dan pertumbuhan pekerjaan yang masih terjadi, tetapi dengan inflasi masih di atas target 2%, kebijakan moneter yang ketat ini mungkin terus dipertahankan untuk mengendalikan inflasi yang terlalu tinggi.
Penting untuk dicatat bahwa data ketenagakerjaan yang akan dirilis nanti malam (19.30 WIB) akan menjadi faktor penting yang mempengaruhi arah kebijakan The Fed. Jika data tersebut menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam lapangan kerja, dengan tambahan pekerjaan yang kuat dan tingkat pengangguran yang tetap rendah, maka The Fed kemungkinan akan mempertahankan kebijakan moneter yang ketat dengan suku bunga tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya inflasi yang lebih lanjut dan untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.
Di sisi lain, jika data ketenagakerjaan menunjukkan perlambatan yang signifikan, misalnya dengan penurunan tajam dalam pertumbuhan lapangan kerja atau peningkatan yang substansial dalam tingkat pengangguran, maka The Fed kemungkinan akan merespons dengan memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan. Langkah ini diambil untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan untuk mencegah resesi yang lebih dalam.
Dalam kedua skenario tersebut, keputusan The Fed terkait dengan arah kebijakan moneter akan sangat dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan yang dirilis. Faktor-faktor seperti pertumbuhan pekerjaan, tingkat pengangguran, dan partisipasi angkatan kerja akan menjadi fokus utama dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh bank sentral. Sehingga, data ketenagakerjaan yang akan datang akan menjadi salah satu titik fokus utama bagi pasar dan para analis dalam memprediksi arah kebijakan moneter The Fed.
Sumber: Trading Economic, Reuters (diolah)