Emas Mengambang di Bawah Levet Rekor saat Dolar AS, Imbal Hasil Kokoh setelah Data AS yang Positif

Harga emas pada hari Selasa berada di bawah rekor tertinggi yang tercapai dalam sesi sebelumnya, karena dolar AS dan imbal hasil Treasury bertahan kuat setelah data kuat AS menimbulkan keraguan apakah Federal Reserve akan memberlakukan tiga pemangkasan suku bunga tahun ini. Emas spot tidak berubah pada $2,250.79 per ons, pada pukul 0415 GMT, berada di bawah rekor tertinggi sepanjang masa $2,265.49 yang tercapai pada hari Senin. Kontrak berjangka emas AS naik 0.6% menjadi $2,271.30.

Emas mencatatkan harga rekor baru, meskipun dengan kondisi overbought yang datang bersamaan dengan itu, yang mengakibatkan koreksi ringan,” ujar Tim Waterer, analis pasar utama di KCM Trade. “Namun, koreksi terbaru dalam emas bersifat dangkal karena pembeli potensial menunggu di pinggir lapangan untuk titik masuk yang lebih baik.

Kenaikan emas terkendala karena dolar AS berada di dekat level tertinggi dalam 4,5 bulan, sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun berada di dekat level tertinggi dalam dua minggu setelah data menunjukkan pertumbuhan manufaktur AS untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun pada bulan Maret.

Trader memangkas taruhan pemangkasan suku bunga Juni menjadi 63% setelah data tersebut, menurut alat CME Group’s FedWatch Tool. Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat mengindikasikan data inflasi AS terbaru tidak merusak pandangan pokok bank sentral, tetapi dengan ekonomi dalam kondisi kuat, “itu berarti kita tidak perlu terburu-buru memangkas”.

Trader akan memperhatikan rilis data nonfarm payrolls AS pada hari Jumat, karena jika kita melihat laporan pekerjaan yang kuat lagi ini bisa memberikan dorongan untuk koreksi harga emas,” kata Waterer.

Emas cenderung naik ketika suku bunga dipangkas karena mengurangi biaya kesempatan untuk menyimpan logam mulia. Di tempat lain, perak spot naik 0,7% menjadi $25.26 per ons, platinum turun 0,1% menjadi $900.65, dan palladium naik 1,1% menjadi $1,006.84.

Sumber: Reuters

  • Alwy Assegaf

    Related Posts

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi global, dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menjadi pusat perhatian. Fokus utama administrasi Trump pada deregulasi, insentif…

    Continue reading
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

    Continue reading

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    • By Fadhil
    • December 31, 2024
    • 25 views
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    • By Fadhil
    • December 24, 2024
    • 30 views
    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    • By Fadhil
    • December 17, 2024
    • 54 views
    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini