Dalam dengar pendapat parlemen baru-baru ini, Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey mengungkapkan pemandangan ekonomi Inggris, menggambarkan gambaran yang rumit tentang resesi dan tekanan inflasi. Menggambarkan resesi saat ini sebagai “sangat lemah,” Bailey menyoroti sifat belum pernah terjadi sebelumnya dari penurunan kumulatif 0,5% dalam PDB selama dua kuartal terakhir, membandingkannya dengan resesi historis sejak tahun 1970-an.
Bailey menekankan fleksibilitas Bank dalam menanggapi tantangan ekonomi, mengisyaratkan bahwa pemangkasan suku bunga bisa terjadi sebelum inflasi mencapai target 2%. Langkah ini menunjukkan sikap proaktif Bank dalam mendukung pemulihan ekonomi. Sambil mengakui pentingnya metrik inflasi, Bailey menekankan perlunya kemajuan berkelanjutan dalam sektor-sektor kunci seperti jasa, upah, dan dinamika pasar tenaga kerja.
Diskusi juga menyentuh perbedaan dalam mendefinisikan resesi antar negara, dengan Dr. Ben Broadbent mencatat variasi dalam metodologi. Swati Dhingra, anggota lain dari Komite Kebijakan Moneter, menekankan keseimbangan yang halus antara kebijakan moneter dan hasil ekonomi, memperingatkan tentang kebijakan ketat yang berkepanjangan yang dapat mengurangi konsumsi dan menghambat revitalisasi ekonomi.
Pendekatan BoE mencerminkan akrobatik yang halus, menavigasi kompleksitas tekanan resesi dan dinamika inflasi di tengah lanskap ekonomi yang berubah dengan cepat. Saat para pembuat kebijakan terus memantau indikator dan menilai risiko, keputusan strategis mereka akan membentuk jalur pemulihan ekonomi Inggris dalam bulan-bulan mendatang.
Sumber: Yahoo Finance