Dolar melemah secara luas di tengah gejolak pasar keuangan global, mengikuti penurunan imbal hasil obligasi, sementara sterling berjuang mempertahankan penguatannya setelah komentar dovish dari Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, tentang prospek suku bunga.
Di sesi perdagangan Asia, dolar tergelincir di bawah 150 yen, memberi sedikit ruang bernapas bagi mata uang Jepang setelah terjepit di dekat level terendah dalam tiga bulan. Para trader memandang angka 150 sebagai “garis batas” yang bisa memicu intervensi mata uang dari otoritas Jepang.
Penurunan dolar AS dipicu oleh penurunan imbal hasil obligasi AS seiring dengan para pesaingnya di seluruh dunia. Data inflasi Kanada yang lebih rendah dari perkiraan dan pertumbuhan upah di zona euro menambah tekanan, memicu ekspektasi pemotongan suku bunga oleh bank sentral global.
Namun, Federal Reserve tetap menjadi pusat perhatian, dengan para investor menantikan rilis FOMC meeting minutes, yang diharapkan memberikan kejelasan tentang prospek suku bunga AS. Pasar menunjukkan tanda-tanda penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Fed, tetapi analis memperingatkan bahwa proses penentuan kebijakan masih jauh dari selesai.
Sterling, sementara itu, mencatatkan kenaikan tipis terhadap dolar AS, namun terus berjuang di tengah kelemahan dolar yang luas. Para analis memperkirakan bahwa sterling akan tetap under pressure, terutama setelah komentar Bailey yang menunjukkan sikap dovish terhadap suku bunga. Bailey BoE mengatakan pada hari Selasa dia nyaman dengan investor bertaruh pada pemotongan suku bunga tahun ini, namun menunjukkan tanda-tanda bahwa ekonomi Inggris sedang membaik setelah terjatuh ke resesi pada akhir 2023.
Di Australia dan Selandia Baru, mata uang bergerak dalam kisaran sempit, meskipun ada beberapa data domestik yang mengindikasikan perbaikan dalam ekonomi. Namun demikian, kedua mata uang tersebut gagal mendapatkan dorongan yang signifikan, meskipun China baru saja melakukan pemangkasan besar-besaran dalam suku bunga hipoteknya.
Dengan semua dinamika pasar yang terjadi, para trader harus tetap waspada dan mempertimbangkan dengan hati-hati segala kemungkinan, karena pergerakan pasar bisa berubah dengan cepat dalam menghadapi berbagai kejadian global.
Sumber: Reuters