Dolar Mendekati 150 Yen dalam Kondisi Stabil

Dolar bergerak mendekati ambang batas psikologis 150 yen pada hari Selasa dan tetap stabil menjelang pembacaan penting tentang inflasi AS yang dijadwalkan kemudian hari, sementara bitcoin mengambang di sekitar level $50,000 untuk kedua kalinya berturut-turut. Perdagangan awal di Asia relatif sepi karena pasar di China dan Hong Kong masih libur untuk liburan Tahun Baru Imlek dan para pedagang tetap waspada menjelang rilis data harga konsumen pada hari Selasa di ekonomi terbesar di dunia.

Dolar terakhir diperdagangkan sebesar 149,39 yen, mendekati level 150 yang menjadi perhatian ketat yang kemungkinan akan memicu respons lebih lanjut dari pejabat Jepang dalam upaya untuk mendukung mata uang tersebut. Yen, yang sudah mengalami penurunan lebih dari 5% terhadap dolar sepanjang tahun ini, terus merasakan tekanan persisten karena investor menurunkan harapan mereka terhadap skala dan kecepatan siklus pelonggaran Federal Reserve. Para pelaku pasar yang bearish atas yen juga semakin percaya diri karena tanda-tanda bahwa Bank of Japan akan menahan diri untuk menaikkan suku bunga secara agresif bahkan jika keluar dari suku bunga negatif tahun ini.

Saat ini, semua mata tertuju pada laporan inflasi bulan Januari untuk Amerika Serikat yang dijadwalkan kemudian hari, yang kemungkinan akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang seberapa cepat, dan sebesar apa, The Fed bisa memotong suku bunga tahun ini. Sejumlah data ekonomi AS yang tangguh, terutama laporan pekerjaan yang luar biasa bulan ini, telah meningkatkan harapan bahwa suku bunga AS kemungkinan akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Pasar saat ini memperkirakan hampir 110 basis poin pemotongan suku bunga dari The Fed tahun ini mulai Mei, turun dari sekitar 160 bps pada akhir tahun lalu.

Menjelang data inflasi nanti malam, Federal Reserve Bank of New York mengatakan dalam Survey of Consumer Expectations bulan Januari mereka pada hari Senin bahwa inflasi satu tahun dan lima tahun ke depan tidak berubah pada pembacaan 3% dan 2,5%, masing-masing. Kenaikan inflasi yang diproyeksikan tiga tahun ke depan turun menjadi 2,4%, terendah sejak Maret 2020, dari 2,6% Desember.

Sumber: Reuters

  • Alwy Assegaf

    Related Posts

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi global, dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menjadi pusat perhatian. Fokus utama administrasi Trump pada deregulasi, insentif…

    Continue reading
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

    Continue reading

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    You Missed

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    • By Fadhil
    • December 31, 2024
    • 25 views
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    • By Fadhil
    • December 24, 2024
    • 30 views
    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    • By Fadhil
    • December 17, 2024
    • 54 views
    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini