Alwy Assegaf
Pada hari Rabu (13-09-2023), Dolar Amerika Serikat (USD) mencatat peningkatan yang kuat, tetapi apakah ini akan berlanjut masih menjadi pertanyaan besar. Saat ini ekspektasi hawkish dari Federal Reserve (Fed) dan atmosfer risiko yang cenderung suram terus memberi kekuatan bagi dolar, para trader tampaknya sedang menahan diri untuk tidak terlalu agresif sebelum rilis data inflasi konsumen AS.
Meskipun sebelumnya mengalami pergerakan harga yang fluktuatif, USD tetap tangguh di atas level pertengahan 104.00-an selama sesi Asia pada hari Rabu. Sementara itu, Indeks Dolar (DXY) – yang melacak kinerja Dolar AS terhadap beragam mata uang – masih bergerak di kisaran perdagangan mingguannya. Para trader dengan cermat menantikan data inflasi konsumen AS, sebelum mereka memutuskan arah pergerakan selanjutnya.
Laporan CPI AS yang sangat krusial dijadwalkan akan dirilis nanti pada awal sesi Amerika Utara, dan hal ini akan memberikan petunjuk segar mengenai arah yang akan diambil oleh Federal Reserve (Fed) terkait kebijakan suku bunga pada rapat bulan ini, setelah jeda dari kenaikan. Pasar telah memasukkan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun ini. Keyakinan ini muncul setelah data makroekonomi AS yang membaik dirilis pekan lalu, yang mengindikasikan ketahanan ekonomi yang kuat dan diharapkan memberikan kesempatan bagi Fed untuk menjaga suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Oleh karena itu, apabila data tersebut menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, maka akan semakin memperkuat ekspektasi pengetatan kebijakan oleh Fed dan membuka jalan bagi USD untuk melanjutkan tren kenaikannya. Tren ini baru-baru ini mengangkat indeks dolar ke puncak enam bulan pada pekan lalu. Dalam menghadapi risiko data AS yang signifikan ini, ekspektasi hawkish dari Fed tetap memberikan dukungan bagi kenaikan yield obligasi AS dan mungkin akan terus membantu penguatan dolar. Selain itu, suasana yang sedikit meredup di pasar saham bisa memicu minat investor terhadap dolar sebagai aset safe-haven.
Sementara itu, kekhawatiran tetap meliputi para pelaku pasar mengenai memburuknya situasi ekonomi di China – ekonomi terbesar kedua di dunia. Di tambah lagi, hasil jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa kepercayaan bisnis di perusahaan-perusahaan besar Jepang mengalami penurunan awal September ini karena perlambatan di China – salah satu pasar ekspor terbesar bagi Jepang. Hal ini, ditambah dengan kekhawatiran akan dampak negatif yang diakibatkan oleh meningkatnya biaya pinjaman dengan cepat, meredam nafsu investor untuk berinvestasi dalam aset-aset berisiko dan terus memicu arus masuk ke dolar sebagai tempat perlindungan aman.
Diambil dari berbagai sumber
Tertarik trading Forex, yuk Pilih Broker
Disclaimer: Informasi terkait yang dikemukakan oleh Kepoin Trading berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Semua informasi dan data yang dipakai dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual instrumen forex, saham, kripto ataupun komoditas. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat
Kepoin Trading
Fadhil
