Sentimen Melemah Tekan Bitcoin dan Saham Kripto

Sentimen BTC - Kepoin Trading

Sentimen Melemah Tekan Bitcoin dan Dampaknya di Pasar Kripto

Sentimen melemah tekan bitcoin sejak awal pekan dan pasar langsung merespons dengan penurunan tajam. Harga BTC turun hingga 8% dan menyentuh level $84.000 setelah sebelumnya bertahan di kisaran $91.000. Penurunan cepat ini memperlihatkan betapa sensitifnya pasar kripto terhadap dinamika makro global yang bergerak agresif. Kekhawatiran investor terhadap potensi kenaikan suku bunga Jepang memicu aksi jual mendadak, terutama dari pelaku carry trade yang sebelumnya meminjam yen untuk membeli aset berisiko.

Kondisi serupa pernah terjadi pada Agustus 2024. Saat itu, aksi unwinding menyebabkan harga Bitcoin turun dari $66.000 ke $54.000 dalam hitungan hari. Nic Puckrin dari Coin Bureau menilai pola ini mirip dan pasar harus bersiap menghadapi lonjakan volatilitas dalam waktu dekat. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa pergerakan ekstrem tahun lalu berakhir dengan pemulihan besar yang mendorong BTC mencetak all-time high baru.


Tekanan dari Jepang dan Dinamika The Fed

Pelaku pasar juga menyoroti kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Desember. Prospek tersebut seharusnya mendukung aset berisiko, tetapi efeknya belum terasa karena tekanan dari Jepang lebih kuat. Investor memilih menahan diri sambil menunggu kepastian dari bank sentral dan perkembangan arus modal internasional.

Menurut Puckrin, jika melihat jangka panjang, latar belakang makro masih mendukung aset digital. Ia menilai peluang pertumbuhan tetap terbuka meski kondisi saat ini terlihat menekan. Ketika ketidakpastian mereda, potensi reli masih mungkin terjadi, terutama setelah tekanan global mereda.


Outflow ETF Memburuk dan Tekan Harga BTC

Tekanan lain datang dari arus keluar Bitcoin ETF. Pada November, ETF kripto mencatat bulan terburuk kedua dengan outflow mencapai $3.5 miliar. Kondisi ini memperlihatkan melemahnya minat investor institusional dalam jangka pendek. Harga BTC kini turun lebih dari 30% dari rekor tertingginya di atas $126.000 pada Oktober.

10X Research menilai bahwa reli akhir tahun tampak kecil kemungkinannya. Mereka menyebut bahwa rata-rata pergerakan harga saat ini mengarah pada pasar yang masih rapuh. Menurut mereka, peluang yang lebih menarik dapat muncul pada 2026 ketika kondisi makro kemungkinan berubah.


Saham Kripto Ikut Terkoreksi

Dampak penurunan Bitcoin terasa pada saham-saham perusahaan kripto. Bernstein menyebut bahwa pasar masih mencari tanda bottom yang jelas. Gautam Chhugani menilai aksi harga BTC masih lemah dan langsung memengaruhi saham digital asset.

Dalam 30 hari terakhir, beberapa saham kripto anjlok tajam:

  • Coinbase (COIN) turun ~20%
  • Circle (CRCL) turun ~38%
  • Robinhood (HOOD) turun ~16%
  • Strategy/MicroStrategy (MSTR) turun ~40%

Penurunan besar ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Strategy mungkin harus menjual sebagian BTC untuk membayar dividen dan bunga utang. Kekhawatiran ini membuat harga saham Strategy menyentuh level terendah dalam 52 minggu.


Langkah Strategy Meredam Kepanikan

Untuk meredakan kekhawatiran pasar, Strategy mengumumkan bahwa perusahaan telah membentuk cadangan USD sebesar $1.44 miliar dari penawaran saham baru. Dana ini digunakan untuk membayar dividen saham preferen dan bunga utang. Selain itu, Strategy menambah 130 BTC minggu lalu sehingga total kepemilikannya mencapai 650.000 BTC.

Sebelum pengumuman tersebut, analis Bernstein dan Benchmark menilai kekhawatiran pasar tidak realistis. Mark Palmer dari Benchmark menjelaskan bahwa agar Strategy berada dalam ancaman gagal bayar, Bitcoin perlu jatuh di bawah $12.700 dan bertahan lama di level itu. Penurunan sebesar 86% dari harga saat ini membutuhkan guncangan besar yang terjadi berulang kali. Dengan dominasi investor institusional saat ini, skenario tersebut dianggap sangat kecil.


Tekanan Pasar dan Risiko Makro

Meskipun pasar kripto pernah mengalami penurunan ekstrem, pelemahan kali ini tidak terlihat seperti krisis struktural. Likuiditas global memang ketat, tetapi minat institusi tidak menghilang. Walaupun sentimen melemah tekan bitcoin, investor besar masih melihat potensi jangka panjang.

Tekanan makro lebih memengaruhi psikologi pasar dibandingkan fundamental Bitcoin itu sendiri. Namun pasar kripto terkenal responsif terhadap berita negatif sehingga fluktuasi cepat menjadi hal yang wajar. Ketika likuiditas global kembali stabil, tekanan bearish berpeluang mereda.


Prospek Bitcoin Menuju 2026

Beberapa analis menilai bahwa kondisi 2026 dapat memberikan peluang kenaikan. Kombinasi pemangkasan suku bunga The Fed, potensi arus modal baru dari institusi, dan perkembangan ETF dapat menjadi katalis kuat. Sementara itu, pasar masih perlu melewati fase penyesuaian hingga akhir tahun.

Jika volatilitas mereda, Bitcoin bisa kembali stabil dan memperbaiki tren jangka menengah. Fundamental jaringan tetap kuat dan adopsi institusi terus berkembang. Meski sentimen melemah tekan bitcoin, peluang jangka panjang tetap terbuka.


Kesimpulan

Saat ini, pasar kripto menghadapi tekanan kuat dari faktor makro global. Dari Jepang hingga The Fed, berbagai faktor memengaruhi pergerakan harga BTC. Outflow ETF, penurunan saham kripto, dan kekhawatiran terhadap Strategy ikut memperburuk kondisi. Namun peluang pemulihan tetap ada, terutama jika arus modal kembali menguat.

Sentimen melemah tekan bitcoin, tetapi tidak menghapus potensi jangka panjangnya. Pasar kripto pernah melewati berbagai fase ekstrem, dan volatilitas seperti ini selalu membuka ruang bagi peluang baru.

Baca juga: 3 Masalah Besar yang Menekan Harga Bitcoin Saat Ini

Sumber: Yahoo Finance