Pas Sudah Take Profit Eh Bisa Lebih

Curhat Trader 15 November 2025 - Kepoin Trading

Pembukaan: Drama Chart yang Suka Bercanda

Pas sudah take profit, biasanya muncul rasa bangga, seperti habis menyelesaikan misi rahasia ala agen intel. Tapi beberapa menit kemudian, grafik tiba-tiba naik kencang like it drank three cups of espresso, dan trader hanya bisa menatap monitor dengan ekspresi “serius nih?”.
Momen ini sukses bikin hati campur aduk, antara lega dan ingin tertawa getir. Market seperti berkata, “Selamat ya, tapi sebenernya bisa lebih, sayang.” Serius, drama seperti ini bikin trader sadar kalau market itu punya sense of humor—and it’s savage.

Fenomena “Bisa Lebih” yang Bikin Geli

Situasi pas sudah take profit eh ternyata bisa lebih adalah classic moment yang bikin semua trader nyengir pahit. Entry sudah rapi, rencana mulus, TP kena, tapi grafik malah melesat like it’s auditioning for a superhero movie.
Kadang chart terasa seperti teman toxic yang bilang, “Kamu udah bagus kok, tapi aku liatin yang lebih bagus ya.” Lucu? Iya. Nyebelin? Very.
Saking seringnya, momen ini bisa dijadikan meme tersendiri: trader menatap layar sambil bilang, “Thanks market, I appreciate the joke.”

Efek Psikologis: Bangga Sebentar, Nyesek Panjang

Saat TP tercapai, rasanya ingin bilang ke diri sendiri, “Nice job, keep going!” Tapi begitu melihat harga naik lebih tinggi, pikiran langsung berubah jadi, “Wait—what? Ini market lagi flexing apa?”
Emosi seperti ini wajar. Manusia memang punya kecenderungan ingin lebih, like that upgrade mindset, tapi versi yang bikin dompet panas-dingin.
Kadang rasanya mirip beli bakso enak, pulang baru kepikiran, “Harusnya tambah bakso urat sih tadi…”
Trader sering tertawa sendiri, tapi tetap nyesel. Ini fenomena psikologi klasik: trading is a full-on emotional rollercoaster.

FOMO Setelah TP: Teman Setia yang Jahat

Rasa FOMO sering muncul pas sudah take profit, terutama saat chart mulai ngegas. Banyak trader tiba-tiba tergoda re-entry, tanpa analisis, tanpa logika, hanya bermodalkan “kayaknya bakal naik terus deh”.
Masalahnya? Market tidak suka niat baik tanpa analisis. Chart bisa tiba-tiba koreksi like it’s mocking you, dan profit yang baru didapat menguap begitu saja.
FOMO setelah TP itu seperti balik ke mantan karena lihat postingannya glow up—ujungnya tetap tidak baik.
Yang paling lucu, trader sering sadar kesalahan setelah kerugian, tapi tetap senyum like a guilty kid caught red-handed.

Kenapa Harga Selalu Nanjak Setelah TP?

Ada dua faktor: psikologi dan teknikal.
Secara psikologis, otak manusia suka membesar-besarkan momen yang hilang—ini disebut regret bias, atau secara sederhana: “suka nyesel padahal udah bener”.
Secara teknikal, tren kuat bisa membuat harga melampaui target konservatif. Trader menetapkan TP berdasarkan logika, tapi market kadang bergerak like a wild horse on a sugar rush.
Kombinasi ini bikin trader merasa, “Harusnya gue tahan sedikit lagi.” Plot twist: kalau ditahan, market malah sering balik arah. Life is fair… sometimes.

Belajar dari Momen Kocak Ini

Daripada drama, situasi ini bisa jadi bahan evaluasi.
Apakah TP terlalu pendek? Terlalu defensif? Atau cuma baper karena melihat chart naik?
Beberapa trader mulai menerapkan partial TP supaya tetap bisa ambil peluang tanpa kehilangan seluruh posisi.
Strategi lain adalah trailing stop, yang rasanya seperti punya bodyguard untuk profit—aman, fleksibel, dan stylish.
Intinya, strategi yang matang bikin trader tidak merasa tertampar tiap kali harga naik lagi like ouch, why you do this?

Trading Bukan Tentang Menang Sempurna

Trading bukan kompetisi “siapa bisa TP paling tinggi.” Tidak ada trader yang selalu menutup posisi di titik paling manis.
Bahkan trader profesional cuma cari keputusan rasional, bukan hasil spektakuler setiap saat.
Konsistensi lebih penting. Yang penting keputusan bagus, bukan menang besar tiap detik.
Seperti kata mentor favorit: you don’t need the whole cake, just enough slices to be full.
Serius, fokus sama disiplin itu lebih worth it daripada nyesel karena “seharusnya bisa lebih”.

Menerima Hasil: Biar Tidak Stres Sendiri

Belajar menerima TP tanpa menyesal itu seni. Keputusan TP biasanya dari rencana matang.
Dengan mindset ini, trader lebih tenang dan tidak tergoda masuk kembali karena “kayaknya masih bisa.”
Trader dengan mental stabil biasanya ambil keputusan lebih rasional.
Intinya: calm trader = better profit, drama trader = content viral.

TP Adalah Prestasi, Bukan Drama

Momen pas sudah take profit lalu harga naik lagi hanyalah gurauan kecil dari market. Tidak perlu dibawa serius.
Profit adalah tujuan utama. Kalau market ingin naik lebih jauh setelah TP, biarkan saja. Market sedang pamer, like flexing on your eyes.
Yang penting rencana jalan, target tercapai, mental tetap sehat.
Kalau suatu hari harga naik ratusan poin setelah TP, anggap saja itu hiburan gratis—free entertainment, no subscription needed.

Penutup: Keep Calm & Trade On

Setiap TP adalah kemenangan. Jangan bandingkan dengan lonjakan market berikutnya.
Nikmati hasil, tetap disiplin, dan jangan biarkan FOMO atau regret bias bikin kepala pusing.
Trading itu bukan soal menang sempurna, tapi konsisten dan tetap survive—because trading is not a sprint, it’s a marathon with coffee and memes.
Jadi, next time chart ngegas setelah TP, tertawa saja, ambil pelajaran, dan siap untuk misi berikutnya. Stay cool, trader squad.

Baca juga: Revenge Trade Gara-Gara Emosi