Emas Cetak Rekor
Emas cetak rekor dan pasar keuangan global bergerak optimis pada Selasa (16/9), menjelang keputusan Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan memangkas suku bunga. Saham Asia menguat, dolar AS tertekan, sementara emas mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Saham Asia Menguat di Tengah Optimisme Kebijakan The Fed
Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang yang dihitung MSCI naik 0,3% ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Di Jepang, aliran dana investor yang mencari aset berisiko mendorong indeks Nikkei dan Topix mencetak rekor baru.
Ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat kebijakan pekan ini memicu optimisme pasar.. Meski ada isu politik seperti konfirmasi Stephen Miran ke Dewan Gubernur The Fed dan upaya gagal Presiden Donald Trump untuk memecat Lisa Cook, pasar menilai langkah itu tidak akan memengaruhi arah kebijakan.
“Pasar sudah sepenuhnya memperhitungkan pemangkasan suku bunga. Pertanyaannya hanya pada seberapa besar sinyal lanjutan yang akan diberikan The Fed,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.
Fokus Pasar: Dot Plot dan Sinyal Jerome Powell
Selain keputusan suku bunga, perhatian investor tertuju pada rilis proyeksi suku bunga (dot plot) dan konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell. Pasar sudah mengantisipasi pemangkasan hingga 127 basis poin sampai pertengahan 2026.
Menurut Thomas Mathews dari Capital Economics, peluang munculnya kejutan hawkish kini lebih besar dibandingkan kejutan dovish. Namun, The Fed kemungkinan tetap berhati-hati dalam komunikasinya agar tidak menimbulkan gejolak pasar.
Indeks berjangka Eropa cenderung datar, dengan EUROSTOXX 50 turun tipis 0,09% dan FTSE naik 0,08%. Sementara itu, Nasdaq futures stagnan dan S&P 500 futures melemah 0,02% setelah indeks utama Wall Street mencetak rekor baru pada perdagangan sebelumnya.
Dolar AS Melemah, Aussie Tembus Level 10 Bulan
Ekspektasi pemangkasan suku bunga menekan dolar AS ke level terendah dua bulan terhadap poundsterling. Sterling stabil di $1,3599, sedangkan euro berada di $1,1758 mendekati puncak 1,5 bulan terakhir.
Dolar Australia justru menguat signifikan, menyentuh $0,6677 atau level tertinggi dalam 10 bulan. Menurut analis Commonwealth Bank of Australia, ekspektasi pelonggaran moneter AS yang positif bagi outlook global serta meredanya ketidakpastian perdagangan mendorong penguatan Aussie.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) Treasury AS bergerak naik tipis. Yield obligasi 10 tahun berada di 4,045%, sedangkan yield dua tahun naik ke 3,54%.
Emas Pecah Rekor Tertinggi Baru
Emas menjadi bintang pasar pekan ini setelah menembus rekor baru di $3.689 per ons. Pelemahan dolar dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed mendorong lonjakan harga logam mulia ini.
Sejak awal tahun, emas sudah melonjak lebih dari 40%, bahkan melampaui rekor inflasi-adjusted tahun 1980. Prospek suku bunga lebih rendah, pembelian agresif bank sentral, aliran masuk dana ETF, serta ketidakpastian geopolitik terus menopang lonjakan harga emas.
Goldman Sachs bahkan memperkirakan emas bisa mencapai $5.000 per ons jika hanya 1% dari obligasi Treasury beralih ke aset safe haven ini.
“Dengan The Fed yang semakin dovish dan ketidakpastian global tetap tinggi, emas masih punya ruang untuk naik lebih jauh,” ujar seorang analis logam mulia di Singapura.
Minyak Naik, Perdagangan Global Jadi Sorotan
Harga minyak juga menguat. Brent crude naik 0,25% ke $67,59 per barel, sementara WTI naik 0,22% ke $63,44. Sentimen positif datang dari kekhawatiran pasokan akibat serangan drone Ukraina ke kilang Rusia.
Selain itu, dinamika perdagangan global kembali menjadi sorotan setelah AS dan Tiongkok mencapai kerangka kesepakatan untuk mengalihkan kepemilikan TikTok ke entitas AS. Keputusan final akan dibahas dalam panggilan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada Jumat mendatang.
Apa Artinya untuk Investor?
Pasar global saat ini berada dalam fase “menahan napas” menjelang keputusan The Fed. Aset berisiko seperti saham Asia dan mata uang komoditas bergerak positif, sementara safe haven seperti emas juga mencetak rekor. Ini mencerminkan kombinasi optimisme terhadap stimulus moneter sekaligus kekhawatiran terhadap prospek jangka panjang.
Bagi trader, level kunci emas di $3.700 bisa menjadi perhatian. Jika tembus, momentum bullish berpotensi berlanjut. Di sisi forex, pelemahan dolar memberi peluang bagi mata uang lain, khususnya dolar Australia dan sterling.
Baca juga: Week Ahead: The Fed, Data, & Earnings Jadi Sorotan
Sumber: Yahoo Finance
Disclaimer
Tulisan ini hanya bersifat informasi umum dan tidak dimaksudkan sebagai saran investasi atau rekomendasi trading. Pasar keuangan mengandung risiko tinggi, termasuk potensi kehilangan modal. Selalu lakukan riset mandiri atau konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi.
