Goldman Sachs: Saatnya Alihkan Portofolio ke Emas

Goldman Sachs merekomendasikan investor untuk meningkatkan eksposur terhadap emas seiring dengan pasar saham yang dinilai masih meremehkan risiko resesi di akhir tahun ini. Meskipun harga emas telah melonjak 26% sejak awal tahun, bank investasi ini memperkirakan bahwa logam mulia tersebut masih memiliki potensi untuk melampaui target harga sebelumnya sebesar $3.700, bahkan bisa mencapai $4.800 pada pertengahan 2026.

Meskipun pemerintah AS telah menghentikan sementara kebijakan tarif selama 90 hari, risiko resesi tetap tinggi. Rebound tajam pasar saham sejak April dinilai telah memangkas ruang kenaikan bagi aset berisiko, bahkan jika hubungan dagang AS–China membaik sekalipun. Tingginya ketidakpastian kebijakan, ekspektasi aktivitas ekonomi yang lemah, serta kondisi keuangan yang lebih ketat dibanding beberapa bulan lalu, menjadi indikator tekanan terhadap ekonomi AS. Data PDB kuartal pertama yang menyusut sebesar 0,4% memperkuat kekhawatiran tersebut.

Jika skenario resesi benar-benar terjadi, Goldman memproyeksikan indeks S&P 500 bisa turun hingga 16% dari level saat ini. Dalam konteks ini, emas dinilai sebagai pelindung portofolio yang lebih tangguh dibanding obligasi pemerintah AS, yang belakangan tidak lagi menunjukkan kinerja safe haven yang konsisten.

Menariknya, ketidakstabilan kebijakan dalam negeri AS telah membuat aset-aset tradisional seperti obligasi dan dolar menunjukkan korelasi yang tidak biasa, menyerupai perilaku pasar negara berkembang. Hal ini makin memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai utama.

Dalam skenario ekstrem seperti gejolak dalam kebijakan The Fed atau perubahan besar dalam strategi cadangan devisa AS, harga emas bahkan bisa melonjak hingga 36% ke level $4.500 sebelum akhir tahun ini.

Namun, daya tarik emas tak hanya terbatas pada jangka pendek. Sejak 2022, tren diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral global menjadi faktor kunci lonjakan harga emas. Negara-negara mulai mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan meningkatkan pembelian emas sebagai aset yang tidak tunduk pada sanksi. Ini menciptakan dasar kuat bagi reli jangka panjang logam mulia tersebut.

Dan di tengah ketidakpastian ekonomi serta tekanan pasar yang memaksa banyak investor untuk berlama-lama di depan layar, menjaga postur tubuh tetap sehat menjadi hal yang tak kalah penting. Jika Anda sering bekerja dari rumah atau melakukan analisis pasar berjam-jam, ergonomic chair bisa menjadi investasi terbaik kedua setelah emas. Kursi ergonomis membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan produktivitas. Anda bisa melihat pilihan terbaik yang tersedia di tautan ini.

Dengan kombinasi faktor jangka pendek dan tren jangka panjang yang kuat, serta dukungan kenyamanan selama beraktivitas, emas dan ergonomi mungkin menjadi dua pelindung terbaik Anda di tahun penuh ketidakpastian ini.

Sumber Yahoo Finance

[smartslider3 slider=”2″]