Saham Dekati Rekor Tertinggi, Investor Menanti Risalah The Fed dan Pembaruan Sektor Manufaktur

Indeks S&P 500 mencapai rekor tertinggi minggu lalu setelah data inflasi terbaru memberikan sinyal positif terkait rencana pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.

Sepanjang minggu, Nasdaq Composite mengalami kenaikan lebih dari 2,5%, sementara S&P 500 bertambah hampir 1,5%. Dow Jones Industrial Average juga mengalami kenaikan sekitar 0,5%.

Fokus Pekan Ini: Risalah The Fed dan Sektor Manufaktur

Minggu ini, aliran berita ekonomi cenderung sepi. Para investor akan menyoroti risalah pertemuan Federal Reserve bulan Januari, serta laporan terbaru tentang aktivitas di sektor manufaktur dan jasa, serta sentimen konsumen.

Musim laporan keuangan perusahaan masih berlanjut, dengan sorotan utama pada laporan kuartalan Alibaba (BABA) dan Walmart (WMT). Secara keseluruhan, 46 perusahaan dalam indeks S&P 500 dijadwalkan merilis laporan keuangan mereka selama minggu perdagangan yang lebih singkat akibat libur Hari Presiden pada Senin.

Inflasi dan Kebijakan The Fed

Dua laporan inflasi terbaru untuk bulan Januari menunjukkan kenaikan harga yang lebih tinggi dari ekspektasi Wall Street. Namun, para ekonom melihat aspek positif dalam laporan tersebut bagi pasar dan kebijakan The Fed.

Kategori utama dalam Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) berkontribusi pada pengukuran inflasi pilihan The Fed, yaitu Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE). Dengan mempertimbangkan kategori tersebut, inflasi tampaknya melambat pada bulan Januari.

Para ekonom kini memperkirakan bahwa “core” PCE (yang tidak mencakup makanan dan energi) kemungkinan berada di angka 2,6% untuk Januari, turun dari 2,8% pada Desember. Hal ini membuat pasar tetap memperkirakan satu atau dua kali pemotongan suku bunga oleh The Fed di tahun 2025, sejalan dengan ekspektasi minggu sebelumnya.

Menurut Michael Gapen, kepala ekonom AS di Morgan Stanley, The Fed kemungkinan besar akan lebih cenderung untuk memangkas suku bunga dibanding menaikkannya. Investor akan mencermati risalah pertemuan The Fed yang akan dirilis pada hari Rabu pukul 14:00 ET untuk mencari petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga ke depan.

Saham Teknologi dan Kenaikan Pasar

S&P 500 kembali mendekati rekor tertinggi, dan kali ini tidak hanya didorong oleh segelintir saham teknologi. Meskipun saham Meta (META) telah naik selama 20 hari berturut-turut dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan S&P 500, hanya Meta dan Amazon (AMZN) dari kelompok “Magnificent Seven” yang mampu mengungguli indeks tahun ini.

Hingga penutupan Rabu lalu, sekitar 48% dari saham dalam S&P 500 berhasil mengungguli indeks tahun 2025. Angka ini sejalan dengan median 25 tahun dan jauh di atas 29% yang terlihat tahun lalu.

Menurut Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets, semakin banyaknya saham yang berpartisipasi dalam reli pasar menunjukkan kekuatan pasar bullish saat ini. Namun, hal ini tidak berarti indeks akan terus naik tanpa hambatan. Ia memperingatkan bahwa laporan keuangan Nvidia pada 26 Februari dapat menjadi titik balik bagi pasar.

Euforia AI Terus Berlanjut

Meskipun banyak saham teknologi besar tidak lagi memimpin pasar, antusiasme terhadap kecerdasan buatan (AI) masih kuat. Saham perusahaan perangkat lunak AI, Palantir (PLTR), menjadi yang berkinerja terbaik di S&P 500 tahun ini dengan kenaikan lebih dari 55%, diikuti oleh Super Micro Computer (SMCI) yang juga naik lebih dari 50%.

Pergerakan agresif saham terkait AI pada Jumat lalu menegaskan tren ini. Investor dengan cepat menjual beberapa saham dan membeli saham lainnya setelah Nvidia mengungkapkan kepemilikan ekuitas terbarunya. Nvidia melepas kepemilikannya di Serve Robotics (SERV) dan SoundHound (SOUN), menyebabkan kedua saham tersebut mengalami penurunan.

Sementara itu, saham WeRide (WRD), perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang kendaraan otonom, hampir dua kali lipat nilainya dalam waktu singkat.

Dengan dinamika pasar yang terus berkembang, investor akan terus mencermati perkembangan lebih lanjut dari kebijakan The Fed serta laporan keuangan perusahaan besar dalam beberapa minggu mendatang.

Sumber: Yahoo Finance