Nilai tukar pound terhadap dolar AS melemah pada Selasa, mengakhiri tren kenaikan tiga hari berturut-turut. Fokus investor mata uang kembali tertuju pada ancaman tarif impor AS, setelah aksi jual besar di saham teknologi dan peralihan ke aset safe-haven pada awal pekan.
Dolar AS sempat menguat tajam setelah pemilu AS pada November lalu, tetapi mengalami tekanan belakangan ini karena rencana tarif yang dikhawatirkan pasar belum terealisasi sejak pelantikan Presiden Donald Trump. Kebijakan perdagangan yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS dan meningkatkan inflasi membuat pasar memperkirakan suku bunga akan bertahan lebih tinggi dalam jangka waktu lama, yang pada akhirnya memperkuat posisi dolar.
Trump mengumumkan rencana penerapan tarif pada impor chip komputer, farmasi, dan baja. Selain itu, laporan Financial Times menyebutkan bahwa Menteri Keuangan yang ditunjuk Trump, Scott Bessent, tengah mendorong kebijakan tarif universal bagi seluruh impor AS, yang akan dimulai dari 2,5% dan meningkat setiap bulan.
Langkah ini kembali memberikan dukungan bagi dolar terhadap berbagai mata uang lainnya dan meningkatkan volatilitas pasar. Sterling turun 0,6% terhadap dolar menjadi $1,2426 setelah mengalami kenaikan dalam tiga sesi perdagangan sebelumnya.
Pound Berjuang di Tengah Tekanan Dolar dan Ketidakpastian Kebijakan Moneter
Meskipun pound sempat naik sekitar 2% sejak Trump menjabat, mata uang Inggris masih berada dalam tren pelemahan bulanan terhadap dolar, melanjutkan penurunannya selama empat bulan berturut-turut setelah mencapai level terendah dalam 14 bulan pada 13 Januari. Dalam sepekan terakhir, pound berhasil kembali ke atas level $1,24, tetapi tetap berisiko mengalami tekanan lebih lanjut.
Pada Senin, investor beralih ke mata uang safe-haven seperti yen Jepang dan franc Swiss akibat aksi jual saham teknologi. Keputusan startup China, DeepSeek, yang merilis model AI open-source secara gratis juga menimbulkan kekhawatiran tentang valuasi tinggi dan dominasi perusahaan AI besar asal AS.
Sterling tidak mengalami perubahan signifikan terhadap yen setelah turun 0,8% terhadap mata uang Jepang pada hari sebelumnya. Sementara itu, euro tetap stabil di level 83,83 pence terhadap pound.
Fokus Investor Beralih ke Keputusan Bank Sentral
Pasar kini menanti serangkaian pertemuan bank sentral minggu ini. Federal Reserve AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada Rabu, sedangkan Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan memangkas suku bunga pada Kamis.
Bank of England dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneternya pekan depan, dengan probabilitas 87% bahwa bank sentral Inggris akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Beberapa analis memperkirakan BoE akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter dengan pemangkasan bertahap sebesar 25 basis poin setiap kuartal. Namun, jika pelemahan pasar tenaga kerja berdampak besar terhadap permintaan, proses disinflasi di sektor jasa bisa berlangsung lebih cepat dari perkiraan, yang berpotensi mendorong pemangkasan suku bunga lebih agresif.
Sumber: Reuters

