Saham global mengawali pekan ini dengan penguatan, terutama menjelang laporan pendapatan Nvidia yang sangat dinanti. Di sisi lain, pernyataan Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, membuat pasar tetap menebak-nebak mengenai prospek kenaikan suku bunga di Jepang.
Ueda menegaskan bahwa BOJ akan terus menaikkan suku bunga jika perkembangan ekonomi dan harga sejalan dengan proyeksi. Namun, ia tidak memberikan kejelasan apakah langkah tersebut akan diambil pada Desember mendatang. Ueda juga menyoroti risiko inflasi yang berlebihan jika suku bunga riil yang disesuaikan dengan inflasi dibiarkan rendah terlalu lama, yang pada akhirnya dapat memaksa BOJ untuk menaikkan suku bunga secara cepat.
Yen Jepang, yang telah melemah sekitar 7% sejak Oktober terhadap dolar AS, tetap menjadi perhatian utama pelaku pasar. Mata uang ini bahkan sempat melemah melewati level 156 per dolar pekan lalu, tingkat terendah sejak Juli, sebelum kembali ke 154,40 per dolar.
Pergerakan Pasar Saham
Meskipun yen yang lebih lemah biasanya mendukung eksportir Jepang, indeks Nikkei Jepang turun 1,16% akibat penurunan saham teknologi. Sementara itu, indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1%.
Di pasar AS, kontrak berjangka Nasdaq meningkat 0,7%, sementara S&P 500 menguat 0,27%. Investor tengah menanti laporan pendapatan kuartal ketiga Nvidia pada Rabu, di mana pendapatan perusahaan ini diperkirakan melonjak berkat dominasinya di sektor chip kecerdasan buatan. Saham Nvidia sendiri telah melonjak hampir 200% sepanjang tahun ini.
Di Eropa, kontrak berjangka EUROSTOXX 50 naik 0,12%, sedangkan FTSE menguat 0,14%. Sementara itu, pasar saham Tiongkok menunjukkan pergerakan yang beragam, dengan indeks CSI300 turun 0,3%, dan Hang Seng Hong Kong naik 0,65%.
Perkembangan Suku Bunga AS dan Dolar
Hasil obligasi Treasury AS tetap dekat dengan level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Hasil obligasi bertenor 10 tahun stabil di 4,43%, sedangkan obligasi dua tahun berada di 4,30%. Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve berkurang, dengan peluang penurunan seperempat poin pada Desember diperkirakan sebesar 60%.
Pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan suku bunga akan tetap tinggi lebih lama, serta kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang diperkirakan akan memicu inflasi, menjadi alasan utama perubahan pandangan ini.
Dolar AS terus menunjukkan penguatan, mendekati level tertinggi satu tahun di 106,63 terhadap sekeranjang mata uang. Pound sterling bertahan di sekitar level terendah enam bulan di $1,2636, sementara euro berada di $1,0544.
Harga minyak mencatat pergerakan beragam, dengan Brent menguat 0,1% menjadi $71,11 per barel, sementara minyak mentah AS sedikit melemah 0,04% ke $66,99 per barel. Emas spot naik 0,85% ke $2.583,27 per ons, pulih dari penurunan tajam pekan lalu.
Sumber: Reuters