Dolar AS Capai Level Tertinggi 1 Tahun Atas Yen Jepang Sebelum Turun Tajam

Pada penutupan perdagangan hari Senin 13 November 2023, dolar AS mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun terhadap yen Jepang sebelum mengalami penurunan tajam. Berikut poin-poin penting yang mempengaruhi pergerakan kemarin:

  1. Pergerakan USD/JPY: Dolar AS mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun terhadap yen Jepang, mencapai sekitar 151,92 yen, namun kemudian turun tajam. Pergerakan ini dipengaruhi oleh jatuh tempo kontrak opsi sebesar $1,25 miliar dengan harga pelaksanaan 152.
  2. Jatuh Tempo Opsi dan Volatilitas Pasar: Penurunan tajam dolar bersamaan dengan jatuh tempo kontrak opsi sebesar $3,45 miliar, dengan $2,2 miliar dijadwalkan berakhir pada hari Rabu. Pasar mengalami volatilitas signifikan sehubungan dengan harga pelaksanaan opsi.
  3. Pemulihan Yen dan Bank of Japan: Yen pulih terhadap dolar, namun tersebut bukan disebabkan oleh intervensi Bank of Japan. Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, menyatakan bahwa pemerintah akan memantau pasar valuta asing dan menanggapi dengan tepat.
  4. Federal Reserve dan Tingkat Bunga:Perkiraan bahwa data CPI AS yang melandai pada hari Selasa mungkin akan menjaga imbal hasil Surat Utang Tetap (Treasury) tetap rendah. Pasar mempersepsikan bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan tingkat bunga, memicu kenaikan harga obligasi.
  5. Kebijakan Moneter Fed: Federal Reserve, yang dipimpin oleh Ketua Jerome Powell, bertujuan menyampaikan pesan kuat untuk membuat pasar waspada, dengan harapan mempertahankan tingkat tinggi dan kebijakan moneter ketat tanpa perlu menaikkan lebih lanjut tingkat peminjaman Fed.
  6. Dolar Index dan Mata Uang Lainnya: Dolar index, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang lainnya, turun tipis. Euro menguat, dan poundsterling Inggris menguat setelah perombakan pemerintah oleh Perdana Menteri Rishi Sunak.
  7. Reaksi Pasar dan Indikator Ekonomi: Pasar memperkirakan bahwa reaksi terhadap angka CPI yang suram mungkin akan dangkal, dan fokus akan beralih ke data penjualan ritel AS, yang dianggap lebih penting untuk mengungkap kekuatan ekonomi.
  8. Pemangkasan Outlook Kredit Moody’s: Pasar tampaknya tidak terlalu merespons atas  pemangkasan outlook kredit AS oleh Moody’s menjadi negatif dari stabil.

Sumber: Reuters

Alwy Assegaf

Related Posts

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi global, dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menjadi pusat perhatian. Fokus utama administrasi Trump pada deregulasi, insentif…

Continue reading
Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

  • By Fadhil
  • December 31, 2024
  • 25 views
Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

  • By Fadhil
  • December 24, 2024
  • 30 views
Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

  • By Fadhil
  • December 17, 2024
  • 54 views
Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini