Yen Jatuh Setelah BOJ Memutuskan Untuk Mempertahankan Kebijakan

Yen melemah pada hari Selasa setelah Bank of Japan (BOJ) memilih mempertahankan sikap kebijakannya yang dovish dalam keputusan yang sangat ditunggu, mengecewakan para spekulator yang mengharapkan bank sentral mulai mengetatkan pengaturan kebijakan moneter yang sangat longgar.

Setelah pertemuan kebijakan selama dua hari, BOJ menyatakan akan mempertahankan target sekitar 0% untuk obligasi pemerintah 10 tahun dalam program pengendalian imbal hasilnya, meskipun mengubah istilah seputar batas imbal hasil 1% menjadi “batas referensi”. Hal ini membuat yen merosot hampir 0,7% terhadap dolar, melampaui level 150 per dolar untuk mencapai titik terendah intraday sebesar 150,12, sebelum bergerak kembali stabil menjadi 149,93 per dolar.

Euro juga melonjak sekitar 0,5% terhadap yen setelah keputusan tersebut. Mata uang tunggal terakhir dibeli seharga 158,87 yen.

Laporan dari Nikkei pada hari Senin menyatakan bahwa BOJ mungkin memperbolehkan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun naik di atas 1%, yang sebelumnya telah mendukung nilai yen sebelum pengumuman kebijakan bank sentral.

Di mata uang lain, greenback menguat secara umum, dengan indeks dolar terakhir naik 0,24% menjadi 106,41. Meskipun indeks tersebut nampak akan berakhir bulan dengan perubahan yang hampir tak terlihat, para analis menyatakan bahwa dolar tetap didukung oleh risiko kenaikan suku bunga lain dari Federal Reserve, dengan data ekonomi AS yang masih tangguh.

“Federal Reserve masih bisa menunjukkan sikap hawkish dalam pandangannya, dengan menekankan narasi ‘tinggi dalam jangka waktu yang lama’,” ujar Thierry Wizman, strategis FX dan suku bunga global Macquarie, mengenai keputusan suku bunga Fed yang akan datang minggu ini.

“Selama hal itu masih terjadi, dan selama ekonomi AS menunjukkan lebih banyak ketahanan dalam data resmi daripada ekonomi dunia lain, euro, poundsterling, yen, dan dolar Australia akan sulit untuk menguat terhadap dolar AS.”

Euro terlihat akan membalikkan dua bulan kerugian berturut-turut dengan kenaikan sedikit sebesar 0,2% untuk bulan Oktober, dengan mata uang tunggal tetap stabil pada $1,05925.

Data pada hari Senin menunjukkan penurunan inflasi di Jerman secara signifikan pada bulan Oktober, sementara laporan terpisah menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di Eropa mengalami sedikit penurunan pada kuartal ketiga. Inflasi 12 bulan di Spanyol pada bulan Oktober tetap tidak berubah dari bulan sebelumnya sebesar 3,5%, menurut data preliminer yang juga dirilis pada hari Senin. Angka-angka tersebut muncul sebelum data inflasi zona euro yang dijadwalkan akan dirilis nanti pada hari Selasa.

Poundsterling turun 0,21% menjadi $1,2142 dan berpotensi kehilangan 0,5% untuk bulan ini, menjelang keputusan suku bunga oleh Bank of England yang akan datang dalam seminggu ini dimana harapan adalah bank sentral akan mempertahankan kebijakan saat ini.

Di tempat lain, dolar Australia turun 0,42% menjadi $0,6347 dan menuju kerugian bulanan lebih dari 1%. Dolar Selandia Baru turun 0,22% menjadi $0,5831 dan berpotensi mengalami penurunan hampir 3% untuk bulan Oktober, tertekan oleh sentimen risiko yang rapuh secara global dan oleh pembacaan inflasi domestik yang lebih rendah dari yang diharapkan pada kuartal ketiga yang mengurangi peluang untuk kenaikan suku bunga lainnya.

Sumber: Reuters.

  • Alwy Assegaf

    Related Posts

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi global, dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menjadi pusat perhatian. Fokus utama administrasi Trump pada deregulasi, insentif…

    Continue reading
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

    Continue reading

    You Missed

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    • By Fadhil
    • December 31, 2024
    • 25 views
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    • By Fadhil
    • December 24, 2024
    • 30 views
    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    • By Fadhil
    • December 17, 2024
    • 56 views
    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini