Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak WTI di Tengah Data Ekonomi Terbaru

Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, Western Texas Intermediate (WTI), berada di sekitar $91,09 pada hari Jumat ini. WTI mengalami penurunan setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam 12 bulan di $93,98 karena investor khawatir tentang dampak kenaikan suku bunga terhadap konsumsi minyak. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman, yang dapat melambatkan perekonomian dan mengurangi permintaan minyak.

Pada hari Kamis, Biro Analisis Ekonomi Amerika Serikat (BEA) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Riil Amerika Serikat tumbuh dengan laju tahunan sebesar 2,1% pada kuartal kedua (Q2), sesuai ekspektasi. Para pelaku pasar akan mengambil petunjuk dari data inflasi konsumen Amerika Serikat untuk sentimen baru. Laporan yang optimis bisa menguatkan Dolar Amerika Serikat (USD) dan memberikan tekanan pada harga minyak.

Mengenai data tersebut, American Petroleum Institute (API) melaporkan pada hari Rabu bahwa persediaan minyak mentah Amerika Serikat naik sebesar 1,586 juta barel untuk minggu yang berakhir pada tanggal 22 September dari pembacaan sebelumnya yang turun sebesar 5,25 juta barel. Pada periode yang sama, EIA melaporkan bahwa stok minyak mentah turun sebesar 2,17 juta barel dibandingkan dengan penurunan sebesar 2,135 juta barel pada minggu sebelumnya, sementara pasar memperkirakan penurunan sebesar 0,32 juta barel.

Di sisi lain, penurunan persediaan minyak Amerika Serikat mengikuti pemotongan bersama sebesar 1,3 juta barel per hari oleh Arab Saudi dan Rusia, dua eksportir minyak terbesar di dunia, hingga akhir tahun. Selain itu, Rusia menyatakan bahwa larangan ekspor minyaknya akan tetap berlaku sampai pasar domestik stabil, dan mencatat bahwa belum ada pembicaraan dengan OPEC+ mengenai kemungkinan peningkatan pasokan untuk menggantikan larangan ekspor ini.

Para trader minyak akan memantau dengan cermat Indeks Harga Pengeluaran Konsumen (PCE) Inti Amerika Serikat, acuan inflasi The Fed, yang akan dirilis nanti malam. Inflasi konsumen tahunan untuk bulan Agustus diperkirakan akan turun dari 4,2% YoY menjadi 3,9%. Pada hari Sabtu, akan dirilis Indeks PMI Manufaktur dan PMI Non-Manufaktur China. Peristiwa-peristiwa ini dapat berdampak signifikan pada harga WTI. Trader minyak akan mencari petunjuk dari data ini dan mencari peluang perdagangan di sekitar harga WTI.

Alwy Assegaf

Related Posts

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi global, dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menjadi pusat perhatian. Fokus utama administrasi Trump pada deregulasi, insentif…

Continue reading
Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

Continue reading

You Missed

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

  • By Fadhil
  • December 31, 2024
  • 25 views
Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

  • By Fadhil
  • December 24, 2024
  • 30 views
Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

  • By Fadhil
  • December 17, 2024
  • 54 views
Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini