Harga Emas Terjebak dalam Tren Penurunan: Prospek dan Tantangan

Harga emas membangun momentum positif setelah mengalami lonjakan dari level $1,900 pada hari sebelumnya, meskipun masih berada di atas level terendah dalam tiga minggu. Pada hari Jumat, pergerakan harga emas mencatatkan kenaikan untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan ini mendorong XAU/USD menuju puncak tiga hari di kisaran $1,915 hingga $1,916 selama sesi Asia, meskipun pergerakan apresiasi yang signifikan masih sulit diwujudkan.

Penguatan dolar AS (USD) yang mencapai level tertinggi sejak Maret pada hari Kamis dianggap sebagai salah satu faktor penting yang mendorong sebagian aliran ke harga emas yang dinyatakan dalam dolar AS. Pelemahan USD dapat diatribusikan kepada beberapa profit-taking seiring sentimen yang sedikit lebih lembut di sekitar imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Namun demikian, ekspektasi yang kuat bahwa Federal Reserve (Fed) akan menjaga suku bunga tinggi lebih lama seharusnya menjadi angin segar bagi imbal hasil obligasi AS dan dolar AS.

Data makro AS yang kuat yang terus masuk terus menunjukkan bahwa ekonomi AS sangat tangguh dan mendukung prospek untuk kebijakan ketat lebih lanjut oleh Fed. Biro Sensus AS melaporkan pada hari Kamis bahwa Penjualan Ritel meningkat sebesar 0,6% pada bulan Agustus, melampaui ekspektasi yang sebesar 0,2% dan membaca bulan sebelumnya yang direvisi turun menjadi 0,5%. Selain itu, klaim pengangguran awal AS naik kurang dari yang diharapkan, menjadi 220.000 selama minggu kedua bulan September dibandingkan dengan 217.000 sebelumnya.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS juga menerbitkan Indeks Harga Produsen AS (PPI), yang mengalami percepatan sebesar 0,7% pada bulan Agustus dari 0,4% pada bulan sebelumnya, dan laju tahunan naik menjadi 1,6%, lebih cepat dari proyeksi sebesar 1,2% dan 0,8% pada bulan Juli. Hal ini datang setelah laporan CPI AS yang dirilis pada hari Rabu dan menunjukkan inflasi yang masih tinggi, yang seharusnya memungkinkan Fed untuk tetap menjaga sikap hawkishnya. Pandangan hawkish ini mendukung penguatan dolar AS dan dapat membatasi kenaikan harga emas yang tidak menghasilkan bunga.

Selain itu, sentimen risiko yang umumnya positif, yang diperkuat oleh stimulus lebih lanjut dari China, mungkin juga akan berkontribusi pada membatasi potensi kenaikan untuk logam mulia sebagai aset safe haven. Investor menjadi optimis setelah Bank Rakyat China (PBoC) menurunkan Rasio Cadangan Wajibnya sebesar 25 bps untuk sebagian besar sistem perbankan, tindakan kedua kalinya tahun ini. Ini diharapkan akan menghasilkan lebih banyak likuiditas dan potensial untuk mendukung pertumbuhan dalam ekonomi terbesar kedua di dunia, meredakan ketakutan resesi.

Latar belakang fundamental yang telah disebutkan di atas, bersama dengan penurunan signifikan baru-baru ini di bawah pergerakan harga rata-rata 200 hari (SMA 200)  yang memiliki signifikansi teknis, menunjukkan bahwa pergerakan harga emas adalah ke arah bawah. Oleh karena itu, setiap kenaikan berikutnya mungkin masih dianggap sebagai peluang untuk menjual dan berisiko berakhir dengan cepat. Para trader sekarang mengamati kalender ekonomi AS, yang mencakup Indeks Manufaktur Empire State dan Indeks Sentimen Konsumen Michigan Prelim.

Diambil dari berbagai sumber

Tertarik trading Gold, yuk Pilih Broker!!!

Disclaimer: Informasi terkait yang dikemukakan oleh Kepoin Trading berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Semua informasi dan data yang dipakai dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual instrumen forex, saham, kripto ataupun komoditas. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat.

  • Alwy Assegaf

    Related Posts

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Tahun 2025 diproyeksikan menjadi tahun yang penuh dinamika bagi ekonomi global, dengan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump menjadi pusat perhatian. Fokus utama administrasi Trump pada deregulasi, insentif…

    Continue reading
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

    Continue reading

    You Missed

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    • By Fadhil
    • December 31, 2024
    • 25 views
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    • By Fadhil
    • December 24, 2024
    • 30 views
    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    • By Fadhil
    • December 17, 2024
    • 56 views
    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini