Dalam berita terbaru tentang pasar mata uang, dolar Amerika Serikat (USD) sedang mengalami penguatan mendekati puncak enam bulan terhadap sejumlah mata uang utama. Penguatan ini terjadi akibat meningkatnya kekhawatiran terkait China dan perlambatan pertumbuhan global, yang mempengaruhi sentimen risiko di seluruh dunia. Para investor, dalam mencari perlindungan dan stabilitas, cenderung memilih dolar sebagai aset safe haven.
Di sisi lain, yen Jepang (JPY) saat ini berada di dekat level terendah dalam 10 bulan terhadap dolar AS, dengan nilai tukar sekitar 147,66 JPY per USD. Posisi ini mendekati level terendah sejak tanggal 4 November. Kelemahan yen ini telah menjadi perhatian utama, khususnya ketika mata uang tersebut bertahan di sekitar level 145 per dolar, yang telah memicu spekulasi tentang intervensi oleh Bank of Japan (BOJ).
Japan’s top currency diplomat, Masato Kanda, yang menjabat sebagai wakil menteri keuangan Jepang bidang urusan internasional, mengeluarkan peringatan keras terhadap pelemahan yen yang terus berlanjut. Dia menyatakan bahwa pemerintah Jepang tidak akan menutup kemungkinan mengambil berbagai tindakan jika pergerakan spekulatif terus berlanjut.
Perlu dicatat bahwa Jepang sebelumnya telah melakukan intervensi di pasar mata uang pada bulan September tahun lalu ketika nilai dolar AS melampaui 145 yen, yang menyebabkan Kementerian Keuangan Jepang membeli yen untuk mengurangi nilai tukar menjadi sekitar 140 yen per dolar.
Kekhawatiran atas kelemahan yen telah menjadi sorotan dalam beberapa minggu terakhir, dan analis pasar, seperti Christopher Wong dari OCBC di Singapura, memperkirakan bahwa akan ada lebih banyak upaya intervensi verbal jika pergerakan yen dianggap terlalu kuat dan satu arah.
Selain itu, nilai tukar dolar AS terhadap sekeranjang mata uang lainnya telah naik sebesar 0.067% menjadi 104.80, mendekati puncak enam bulan sebesar 104.90 yang dicapai semalam. Data ekonomi dari Tiongkok dan Eropa pada hari Selasa sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global, yang mendorong para investor untuk mencari perlindungan dalam dolar AS.
Euro (EUR) tetap stabil di $1.0721 selama jam perdagangan Asia, meskipun sebelumnya mencapai level terendah tiga bulan sebesar $1.0705 semalam. Pound Inggris (GBP) juga tetap rendah, saat ini berada di $1.2559, turun 0.03% dalam hari itu, dan sebelumnya juga mencapai level terendah tiga bulan sebesar $1.25285.
Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller, menyatakan pada hari Selasa bahwa data ekonomi terbaru memberikan ruang bagi bank sentral AS untuk melihat apakah perlu menaikkan suku bunga lagi. Saat ini, pasar memperkirakan kemungkinan besar Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan ini dan tidak akan ada kenaikan lagi tahun ini, sesuai dengan perkiraan dari CME FedWatch tool yang menunjukkan kemungkinan sebesar 93% untuk suku bunga tetap dan 55% untuk tidak ada kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini.
Selain itu, dolar Australia (AUD) mengalami penurunan sebesar 0.17% menjadi $0.637 setelah turun 1.3% pada hari sebelumnya sebagai respons terhadap keputusan Bank Sentral Australia untuk mempertahankan suku bunga. Mata uang Selandia Baru (NZD) juga mengalami penurunan sebesar 0.31% menjadi $0.587.
Tertarik trading Forex, yuk Pilih Broker
Disclaimer: Informasi terkait yang dikemukakan oleh Kepoin Trading berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Semua informasi dan data yang dipakai dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual instrumen forex, saham, kripto ataupun komoditas. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat.