Stimulus China Angkat Pasar Asia, Data AS Menentukan Arah Selanjutnya

Pasar Asia memperlihatkan tanda-tanda kenaikan yang perlahan setelah pemerintah China mengumumkan serangkaian langkah stimulus untuk mendukung pasar keuangan yang sedang berjuang. Langkah-langkah ini meliputi pengurangan setengah dari pajak atas perdagangan saham, yang diharapkan dapat mendorong aktivitas perdagangan dan membangkitkan kembali keyakinan investor. Meskipun demikian, suasana hati tetap hati-hati menjelang dirilisnya data terkait tenaga kerja dan inflasi di Amerika Serikat, yang dianggap memiliki potensi untuk mempengaruhi kebijakan suku bunga di masa mendatang.

Pasar saham di China telah merasakan tekanan akibat penurunan laba perusahaan industri sebesar 6,7% pada bulan Juli dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini telah berlanjut selama tujuh bulan berturut-turut, menandakan tantangan yang dihadapi oleh sektor industri di negara tersebut. Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang menunjukkan kenaikan sebesar 0,2%, menghentikan tren penurunan tiga minggu berturut-turut yang sebelumnya terjadi. Namun, semua mata tetap tertuju pada indeks PMI resmi untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Kamis, sebagai indikator penting bagi kesehatan ekonomi regional.

Di sisi lain, indeks saham Nikkei di Jepang mengalami kenaikan sebesar 0,9%, didukung sebagian oleh pelemahan yang berkelanjutan dari nilai tukar yen. Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq di Amerika Serikat juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%, memperpanjang kenaikan yang terjadi minggu sebelumnya. Meskipun Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyampaikan pandangan yang sedikit hawkish dengan mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga, pasar menganggap bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan mengambil langkah tersebut dalam pertemuan bulan September.

Antusiasme pasar terhadap data tenaga kerja AS sangat bergantung pada sejumlah faktor, termasuk hasil dari survei manufaktur ISM, data pertumbuhan pekerjaan, inflasi inti, dan pengeluaran konsumen. Prediksi median mengindikasikan kenaikan sebanyak 170.000 pekerjaan pada bulan Agustus, dengan tingkat pengangguran tetap pada 3,5%. Namun, beberapa analis dari JPMorgan memperingatkan bahwa mogok industri hiburan di Hollywood dapat mempengaruhi pertumbuhan pekerjaan, dengan perkiraan kenaikan hanya sekitar 125.000 pekerjaan.

Sementara itu, keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) mengenai kebijakan suku bunga juga menjadi perhatian. Pasar terbagi secara merata mengenai apakah ECB akan melanjutkan kenaikan suku bunga ke level 3,75%. Pernyataan Presiden ECB, Christine Lagarde, yang menekankan pentingnya kebijakan yang restriktif, memberikan dorongan pada pandangan bahwa langkah tersebut mungkin akan diambil. Di sisi lain, beberapa bank sentral di negara-negara Barat lainnya, seperti Bank of England, juga menyatakan bahwa suku bunga mungkin perlu tetap tinggi dalam jangka waktu tertentu.

Meskipun sebagian besar bank sentral cenderung mendekati kebijakan yang lebih ketat, Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, tetap bersikukuh pada kebijakan yang longgar. Divergensi pandangan ini telah mempengaruhi nilai tukar yen, dengan dolar tetap kuat. Namun, pergerakan harga minyak mengalami dukungan dari kenaikan tajam harga diesel di Amerika Serikat. Meskipun demikian, kekhawatiran tentang permintaan minyak dari China masih menjadi faktor penekan bagi harga minyak global.

Dalam konteks yang kompleks ini, pasar terus mengamati berbagai faktor yang berpotensi mempengaruhi dinamika ekonomi global dan pasar keuangan. Data-data ekonomi yang akan dirilis di berbagai negara, pernyataan bank sentral, dan faktor-faktor geopolitik akan menjadi penentu arah pergerakan pasar dalam beberapa waktu mendatang.

Sumber: Reuters

Tertarik trading Indeks Saham, yuk Pilih Broker!!!

Disclaimer: Informasi terkait yang dikemukakan oleh Kepoin Trading berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Semua informasi dan data yang dipakai dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual instrumen forex, saham, kripto ataupun komoditas. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat.

  • Related Posts

    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Inflasi menjadi salah satu tema utama sepanjang tahun 2024, dengan penurunan tingkat inflasi di banyak negara di dunia. Namun, penurunan tersebut tidak mampu meredakan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga yang…

    Continue reading
    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    Pasar saham Asia mencatat kenaikan pada hari Selasa, meskipun pergerakannya cenderung terbatas karena pekan perdagangan yang dipersingkat oleh libur. Di sisi lain, nilai dolar AS bertahan di dekat level tertinggi…

    Continue reading

    You Missed

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Market Outlook 2025: Tantangan dan Peluang di Era Proteksionisme

    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    • By Fadhil
    • December 31, 2024
    • 25 views
    Inflasi, Perang, dan Perubahan Kepemimpinan: Kisah Dunia di Tahun 2024

    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    • By Fadhil
    • December 24, 2024
    • 30 views
    Saham Asia Bergerak Naik di Tengah Pekan Perdagangan yang Sepi

    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    • By Fadhil
    • December 17, 2024
    • 54 views
    Bitcoin Menguat Berkat Wacana Trump, Tantangan Regulasi Menanti

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Peluang Bullish DJIA Menuju 45,700 di Tengah Ancaman Breakdown Support

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini

    Pasar Saham Tertahan Menjelang Pertemuan Federal Reserve Terakhir Tahun Ini