Krisis Politik di Jepang dan Prancis Guncang Pasar Global
Krisis politik di Jepang dan Prancis kembali mengguncang pasar keuangan global. Ketidakpastian dari dua ekonomi besar ini menekan mata uang yen dan euro, sementara investor bersikap hati-hati terhadap risiko yang meningkat di pasar obligasi dan saham.
Dampak Politik Jepang: Yen Tertekan, Obligasi Turun
Pemilihan Sanae Takaichi sebagai pemimpin partai berkuasa di Jepang membawa angin baru bagi kebijakan fiskal dan moneter. Ia dikenal sebagai sosok yang mendukung stimulus ekonomi besar dan kebijakan moneter longgar, yang mendorong indeks Nikkei mencetak rekor tertinggi baru.
Namun, di sisi lain, yen melemah di atas level 150 per dolar dan menyentuh titik terendah dua bulan. Obligasi pemerintah Jepang juga tertekan karena meningkatnya ekspektasi penerbitan utang baru untuk mendanai ekspansi fiskal.
Menurut Tareck Horchani dari Maybank Securities, kebijakan Takaichi kemungkinan akan menunda rencana kenaikan suku bunga Bank of Japan. Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa krisis politik di Jepang dan Prancis memberi tekanan tambahan pada nilai tukar yen.
Prancis di Tengah Krisis Pemerintahan
Di Eropa, Prancis menghadapi guncangan politik besar setelah Perdana Menteri Sebastien Lecornu mengundurkan diri secara mengejutkan. Keputusan ini membuat Presiden Emmanuel Macron berada dalam tekanan untuk segera membentuk kabinet baru atau bahkan membubarkan Majelis Nasional.
Pasar obligasi Prancis langsung merespons negatif, dengan OAT futures turun dan euro melemah 0,14% menjadi $1,1696. Analis dari Macquarie Group, Thierry Wizman, menilai bahwa ketidakstabilan politik ini dapat memperburuk kepercayaan investor dan memperlemah prospek ekonomi Eropa.
Peristiwa ini menambah kompleksitas krisis politik di Jepang dan Prancis yang kini menjadi sorotan utama pelaku pasar global.
AI Deal Tak Mampu Dongkrak Sentimen Pasar
Meski ada kabar positif dari dunia teknologi, seperti kerja sama antara AMD dan OpenAI untuk pasokan chip AI bernilai miliaran dolar, sentimen pasar tetap lesu. Futures Nasdaq dan S&P 500 hanya bergerak tipis, sementara pasar Asia di luar Jepang mencatat kenaikan terbatas sebesar 0,38%.
Investor masih lebih fokus pada ketegangan geopolitik dan krisis fiskal di negara-negara besar, termasuk ancaman shutdown pemerintah AS yang belum terselesaikan.
Pergerakan Mata Uang dan Komoditas
Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama, terbantu oleh pelemahan yen dan euro. Pound sterling turun 0,11% ke $1,3470, sementara dolar Australia melemah 0,09% ke $0,6612.
Di sisi komoditas, harga minyak stabil di kisaran $65,57 per barel untuk Brent dan $61,78 untuk WTI. Emas spot mencapai rekor baru di $3.977 per ons, menunjukkan minat investor terhadap aset aman di tengah krisis politik di Jepang dan Prancis.
Bahkan Bitcoin ikut melambung mendekati level tertingginya, mencerminkan pergeseran minat ke aset alternatif sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global.
Kesimpulan
Krisis politik di Jepang dan Prancis menciptakan gelombang ketidakpastian baru di pasar global. Pelemahan yen, tekanan pada euro, dan lonjakan harga emas menjadi sinyal bahwa investor masih mencari arah di tengah perubahan besar kebijakan dan ketegangan politik.
Kondisi ini menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi pasar yang digerakkan bukan hanya oleh data ekonomi, tapi juga oleh dinamika politik dunia.
Baca juga: Week Ahead: Shutdown AS dan Peluang Pasar Minggu Ini
Sumber: Reuters
