APBN 2026: Belanja Meningkat, Defisit Terjaga
Pemerintah melalui Presiden Prabowo Subianto mengajukan APBN 2026 dengan total belanja negara Rp3.842,7 triliun atau sekitar USD 231,5 miliar. Pemerintah menargetkan pendapatan negara sebesar Rp3.153,6 triliun, dengan defisit anggaran 2,68% terhadap PDB. Angka ini lebih rendah dibandingkan defisit 2025 yang mencapai 2,78% PDB. Pemerintah juga memastikan anggaran 2026 tetap sesuai dengan ketentuan undang-undang yang membatasi defisit maksimal pada level 3%, sehingga ruang fiskal Indonesia tetap terjaga.
Target Pertumbuhan Ekonomi dan Rancangan Anggaran 2026
Dalam rancangan anggaran 2026, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%, naik dari target 2025 di 5,2%. Proyeksi ini didukung belanja negara yang meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya, serta target pendapatan yang naik sekitar 10%. Kebijakan ini diharapkan mampu menjaga momentum ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Prioritas Belanja Negara 2026
Dua program besar menjadi sorotan dalam rancangan APBN kali ini. Pertama, program makan gratis untuk pelajar dan ibu hamil dengan alokasi Rp335 triliun, hampir dua kali lipat dari 2025. Kedua, peningkatan anggaran pertahanan sebesar 37% menjadi Rp335,3 triliun. Kedua kebijakan ini menunjukkan arah fiskal yang berpihak pada pembangunan SDM sekaligus memperkuat kedaulatan negara.
Implikasi Fiskal dan Stabilitas Ekonomi
Dengan defisit yang terjaga di bawah 3% dan proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, anggaran 2026 dinilai mampu menjaga keseimbangan antara ekspansi belanja dan disiplin fiskal. Pemerintah menekankan pentingnya stabilitas makroekonomi sambil memperkuat daya beli masyarakat.
Outlook: Tantangan dan Peluang
Meski asumsi pertumbuhan optimistis, pemerintah masih menghadapi risiko global seperti perlambatan ekonomi dunia, harga komoditas yang fluktuatif, serta ketidakpastian geopolitik. Namun, bila realisasi program prioritas berjalan sesuai target, APBN 2026 dapat menjadi fondasi penting bagi transformasi ekonomi jangka menengah, khususnya dalam memperkuat daya saing Indonesia.
Baca juga: Week Ahead Ekonomi Global
Sumber: Reuters
