Wall Street Menguat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Wall Street - Kepoin Trading

The Fed Pangkas Suku Bunga, Pasar Saham Menggeliat

Wall Street menguat dan kembali mencetak rekor baru setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% pada Rabu waktu AS. Ketua Fed, Jerome Powell, menyebut langkah ini sebagai strategi “risk-management” untuk mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja.

Keputusan itu membuat investor semakin yakin reli pasar saham akan berlanjut, terutama karena The Fed memangkas suku bunga saat ekonomi belum memasuki resesi.

S&P 500 Sentuh Rekor, Optimisme Investor Menguat

Indeks S&P 500 ditutup menguat di level 6.631,96 atau naik 0,48%. Menurut Keith Lerner, Chief Market Strategist Truist, sejak 1980-an ketika Fed memangkas suku bunga saat S&P 500 berada dekat level tertinggi, indeks berhasil mencatatkan kenaikan 90% dalam setahun berikutnya.

Faktor pendukung lainnya adalah laporan keuangan korporasi yang solid, siklus investasi AI, serta kebijakan moneter yang lebih longgar. Bank besar seperti Wells Fargo, Barclays, dan Deutsche Bank bahkan menaikkan target S&P 500 untuk tahun ini.

Euforia Pasar Ditemani Potensi Volatilitas

Meski optimisme tinggi, sejumlah analis mengingatkan potensi volatilitas jangka pendek.

  • Citi menilai S&P 500 sudah mencapai target akhir tahun di 6.600, sehingga valuasi saat ini dianggap “fair value”.
  • Fundstrat melihat risiko jangka pendek dengan melemahnya breadth pasar dalam dua pekan terakhir.
  • Evercore ISI menilai sektor teknologi rawan koreksi jangka pendek, meski tren jangka panjang masih bullish dengan target 7.750 pada 2026.

“Jobless Expansion”: Pasar Saham vs Data Ketenagakerjaan

JPMorgan menyebut situasi saat ini sebagai “jobless expansion”, di mana pelemahan tenaga kerja justru memberi ruang bagi The Fed untuk terus melonggarkan kebijakan. Goldman Sachs menambahkan, pasar tenaga kerja yang mendingin akan membantu margin keuntungan korporasi melalui tekanan upah yang lebih rendah.

Namun, Powell menekankan bahwa tidak ada jalur bebas risiko. Inflasi masih di atas target, sementara pasar tenaga kerja mulai kehilangan tenaga. Artinya, arah kebijakan Fed tetap data-dependent dan pasar bisa saja terlalu optimistis dalam memprediksi sikap dovish bank sentral.

Baca juga: Fed Pangkas Suku Bunga, Proyeksikan 2 Kali Lagi 2025

Sumber: Yahoo Finance