Overconfidence Trading: Profit Hari Ini, Ambyar Besok

Curhat Trader 25 Agustus 2025 - Kepoin Trading

Trading itu emang unik. Kadang kita bisa dapet profit besar dengan cepat, bikin hati langsung on fire. Rasanya seperti jadi bintang utama, like a superstar on stage. Inilah momen ketika banyak trader masuk ke jebakan overconfidence trading. Rasa percaya diri meningkat tajam, seolah-olah semua pergerakan harga bisa diprediksi dengan mudah. Padahal, seperti kata Agnez Mo, “Keep it real, don’t let your ego run the show.”

Dari Profit Manis ke Overtrade

Biasanya semua bermula dari satu posisi yang langsung jackpot. Misalnya, seorang trader masuk posisi dengan lot kecil, dan ternyata harga bergerak sesuai prediksi. Profit mengalir dengan cepat. Euforia itu bikin pikiran mulai berubah. Yang tadinya main aman, sekarang jadi “I got this, I’m the boss!”

Dari sinilah overconfidence trading mulai menguasai. Trader merasa sudah menemukan kunci sukses, padahal baru sekali menang. Lot yang biasanya 0.1 lot dinaikkan jadi 1 lot. Analisa teknikal yang biasanya detail malah dilompati. Semua keputusan lebih banyak berdasar emosi dan ego. Singkatnya, the brain goes offline, the ego takes control.

Overtrade pun jadi kebiasaan baru. Kalau kemarin bisa untung $100, hari ini harus bisa $200. Pikiran seperti ini justru yang berbahaya, karena market nggak selalu sama setiap hari.

Reality Check dari Market

Masalah besar muncul saat harga bergerak ke arah berlawanan. Trader yang sedang overconfidence biasanya lupa pasang stop loss. Mereka terlalu yakin harga akan kembali sesuai harapan. Tapi yang terjadi justru kebalikannya. Harga terus bergerak melawan posisi, kerugian makin membesar.

Profit manis yang didapat sehari sebelumnya langsung menguap. Dari grafik hijau yang bikin bahagia, berubah jadi grafik merah yang bikin stres. Ini momen market slap, semacam tamparan realita dari market bahwa ia jauh lebih besar dari ego trader.

Ada pula yang mencoba menyelamatkan posisi dengan averaging, menambah order baru demi balikin modal. Tapi hasil akhirnya sering sama: akun makin merah. Dari feeling like a winner, berubah jadi “what just happened?”

Psikologi Trader: Naik Turun Seperti Roller Coaster

Efek psikologis dari overconfidence trading bisa sangat berat. Hari ini merasa seperti “dewa trading”, besoknya berubah jadi “why me?”. Mental yang tadinya setinggi langit langsung jatuh ke dasar. Banyak trader jadi kehilangan motivasi, bahkan ada yang memilih berhenti total.

Padahal masalahnya bukan karena strategi teknikal buruk. Justru seringkali analisa benar, tapi eksekusinya dihancurkan oleh emosi. It’s not about the chart, it’s about your heart.

Overconfidence trading membuat trader sulit menerima kerugian. Mereka merasa “saya pasti benar”, padahal market tidak pernah salah. Saat mental jatuh, biasanya keputusan trading berikutnya makin kacau. Dari sinilah spiral akun ambyar dimulai.

Stay Humble, Stay Alive

Kabar baiknya, jebakan overconfidence trading bisa dihindari. Caranya sederhana, tapi memang butuh disiplin. Pertama, selalu gunakan stop loss. Jangan pernah buka posisi tanpa batasan risiko. Kedua, pertahankan ukuran lot sesuai rencana awal. Profit besar bukan alasan untuk tiba-tiba melipatgandakan risiko.

Ketiga, ingat bahwa market selalu berubah. Strategi yang sukses kemarin bisa gagal hari ini. Jadi jangan terlalu cepat merasa jadi master. Kadang yang kita butuhkan hanyalah take a break and chill. Setelah profit, istirahat sebentar bisa bikin pikiran lebih jernih.

Trading itu maraton, bukan sprint. Slow and steady wins the race. Jangan biarkan euforia sesaat menghancurkan perjalanan panjang. Ingat, market akan selalu lebih besar dari ego siapa pun.

Kesimpulan

Cerita tentang overconfidence trading ini adalah pengalaman klasik yang hampir semua trader pernah alami. Habis profit langsung merasa dewa, besoknya market balikin semua. Dari situ kita belajar bahwa rasa percaya diri itu penting, tapi kalau berlebihan bisa jadi bumerang.

Pada akhirnya, disiplin adalah kunci. Trading bukan soal sekali profit besar, tapi soal bagaimana bertahan konsisten dalam jangka panjang. Jadi tetaplah rendah hati, jaga emosi, dan jangan pernah lupa: the market doesn’t care about your ego.

Baca juga : SL Dijadiin Target TP Mereka

Disclaimer

Cerita ini hanyalah curhatan khas dunia trading. Jangan dianggap sebagai ajakan buy atau sell, apalagi resep cepat kaya. Market itu keras, jadi baca santai aja sambil ngopi. Ingat, keputusan trading tetap tanggung jawab masing-masing, bukan tanggung jawab penulis curhatan yang kadang juga suka ambyar.