Pertemuan Dagang Dua Hari: AS dan Tiongkok Cari Titik Terang
Perundingan AS-Tiongkok kembali dimulai pekan ini, dengan negosiator dari kedua negara bertemu selama dua hari. Pasar global kini menanti kejelasan soal tarif tambahan yang sebelumnya telah dijadwalkan.
Presiden AS Donald Trump berharap pembicaraan kali ini tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga menjadi pintu masuk menuju kesepakatan jangka panjang yang lebih solid. Batas waktu terdekat yang menjadi fokus utama adalah tanggal 12 Agustus.
Fokus Pasar: Apakah Akan Ada Pertemuan Trump-Xi?
Salah satu poin penting yang diamati pelaku pasar adalah apakah negosiasi kali ini akan membuka jalan menuju pertemuan langsung antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping di akhir tahun. Selain itu, pasar juga memantau apakah hasil pembicaraan akan memperkuat sinyal de-eskalasi ketegangan di sektor semikonduktor dan mineral tanah jarang (rare earth).
Presiden Trump mengatakan pada hari Senin, “Kami memiliki hubungan yang baik dengan Tiongkok,” dan menyatakan harapannya agar Tiongkok membuka akses pasar lebih luas. “Saya ingin sekali melihat Tiongkok membuka negaranya,” ujarnya.
Negosiasi di Stockholm: Minim Detail, Tapi Penuh Harapan
Media pemerintah Tiongkok mengonfirmasi bahwa pembicaraan sedang berlangsung di Gedung Rosenbad, Stockholm. Meski belum ada rincian lebih lanjut, proses negosiasi ini tetap dinilai penting dalam dinamika geopolitik global.
Sementara itu, Trump juga menghadapi tenggat waktu lainnya pada hari Jumat untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan negara lain, setelah sebelumnya berhasil mencapai kesepakatan tarif 15% dengan Uni Eropa. Negara mitra dagang lainnya seperti Kanada dan Korea Selatan masih dalam proses pembicaraan.
Pakar: Model Uni Eropa Tak Cocok untuk Tiongkok
Zoe Liu dari Council on Foreign Relations menilai bahwa model perjanjian dengan Uni Eropa tidak cocok untuk negosiasi dagang AS-Tiongkok. Menurutnya, Tiongkok memiliki kemampuan dan kemauan untuk membalas tekanan AS dan tahu di mana titik kelemahan yang bisa mereka targetkan.
Senada dengan itu, pendiri Pangaea Policy, Terry Haines, juga menambahkan bahwa ‘insentif’ seperti investasi asing mungkin tak terlalu berpengaruh dalam konteks Tiongkok. Ia menyebut banyak sektor di AS yang justru menolak investasi dari Tiongkok, seperti media sosial dan pembelian properti.
Perundingan Masih “Berjalan ke Arah yang Benar”
Negosiasi dipimpin oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok untuk urusan ekonomi, He Lifeng. Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, juga turut hadir dan menyebut dalam wawancaranya di NBC bahwa ia “belum bisa memastikan” apakah akan ada perpanjangan tarif, namun ia menilai “pembicaraan berjalan konstruktif dan ke arah yang tepat.”
Ini merupakan pertemuan ketiga dalam tiga bulan terakhir, setelah sebelumnya digelar di Jenewa dan London. Bessent sebelumnya menyatakan bahwa perpanjangan penangguhan tarif “sangat mungkin terjadi”, dan menekankan bahwa hubungan dagang saat ini dengan Tiongkok berada dalam “kondisi yang baik.”
Topik Lain: Fentanyl, Minyak Rusia & Iran Jadi Bahasan Tambahan
Selain isu tarif dan akses pasar, negosiasi kali ini juga akan membahas isu-isu sensitif lainnya seperti penyelundupan fentanyl, serta konsumsi minyak asal Rusia dan Iran oleh Tiongkok.
Presiden Trump bahkan mempercepat tenggat waktu terkait Rusia dari 50 hari menjadi hanya 10-12 hari, untuk mendorong tercapainya kesepakatan atau memulai sanksi ekonomi global. Ia juga menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena tidak menunjukkan kemajuan apa pun. Hal ini akan turut mempengaruhi pembicaraan dengan Tiongkok, mengingat mereka adalah konsumen utama minyak Rusia.
Perkembangan Terbaru: Ekspor Chip AI Nvidia ke Tiongkok Diizinkan Lagi
Salah satu hasil konkret dari perundingan AS-Tiongkok sebelumnya adalah keputusan untuk mengizinkan kembali ekspor chip AI buatan Nvidia ke Tiongkok. Langkah ini menunjukkan sinyal positif dalam perbaikan hubungan dagang, khususnya di sektor teknologi. Pemerintah AS menyetujui kebijakan tersebut sebagai bagian dari kelonggaran terhadap ketegangan dagang yang sebelumnya meningkat. Keputusan ini memungkinkan Nvidia kembali menjual chip AI kelas atas ke mitra industri di Tiongkok. Perusahaan-perusahaan teknologi di kedua negara menyambut baik kebijakan ini karena memberikan kejelasan dan stabilitas untuk sektor semikonduktor dan mineral kritis.
Kesimpulan:
Perundingan dagang antara AS dan Tiongkok minggu ini menjadi perhatian utama pasar global. Meski belum ada hasil konkret, kedua pihak mulai menunjukkan optimisme. Mereka secara terbuka membahas isu penting seperti tarif, investasi, dan akses pasar. Jika pembicaraan ini membuka jalan bagi pertemuan langsung Trump dan Xi, dampaknya bisa besar bagi pasar global dalam beberapa bulan ke depan.
Baca Juga: Week Ahead: The Fed, Jobs Report, dan Big Tech
Disclaimer:
Laporan ini bersifat informatif dan bukan merupakan saran investasi. Pergerakan pasar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang dinamis.
