Pasar saham global berhasil pulih secara signifikan sepanjang pekan lalu setelah mengalami tekanan akibat kekhawatiran atas eskalasi perang dagang AS-China dan ketidakpastian terkait independensi Federal Reserve. Pemulihan ini dipicu oleh komentar Presiden Trump yang menyatakan tidak ada rencana untuk memberhentikan Ketua Fed Jerome Powell, sekaligus memberi sinyal akan mengurangi tarif impor terhadap China dari tingkat 145% menjadi lebih rendah. Pernyataan ini berhasil meredakan ketegangan pasar, mendorong kenaikan hampir di semua indeks utama. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan mingguan sebesar 4,5%, sementara Dow Jones Industrial Average menguat 2,5%. Nasdaq Composite menjadi yang terbaik dengan melonjak 6,6%, didorong oleh rebound saham-saham teknologi besar.
Meskipun reli pasar terlihat kuat, para analis tetap mengingatkan bahwa volatilitas masih mungkin terjadi jika ketegangan perdagangan kembali muncul. Pasalnya, meskipun Trump memberi sinyal positif, belum ada kepastian nyata mengenai resolusi perang dagang. Selain itu, kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS juga masih membayangi, terutama dengan proyeksi pertumbuhan GDP kuartal pertama 2025 yang diperkirakan hanya mencapai 0,1% secara annualized, turun drastis dari pertumbuhan 2,4% di kuartal sebelumnya. Data GDP ini akan dirilis pada Rabu depan dan menjadi fokus utama pasar.
Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi juga akan menjadi sorotan penting. Data Core Personal Consumption Expenditures (PCE)—yang menjadi acuan utama Federal Reserve—diprediksi turun menjadi 2,5% pada Maret dari sebelumnya 2,8%. Jika prediksi ini akurat, hal ini dapat memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Namun, pasar tetap perlu menunggu konfirmasi dari data riil yang akan dirilis.
Tak kalah penting, laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan April akan dirilis pada Jumat. Data ini diperkirakan menunjukkan penambahan 133.000 lapangan kerja nonfarm, jauh lebih rendah dibandingkan 228.000 di bulan sebelumnya. Sementara itu, tingkat pengangguran diprediksi stabil di 4,2%. Mengingat ketahanan sektor tenaga kerja menjadi kunci dalam mempertahankan daya beli dan pertumbuhan ekonomi, angka-angka ini bisa menjadi faktor penentu arah pasar ke depan.
Sementara itu, laporan kuartalan perusahaan-perusahaan besar juga akan membanjiri pasar sepanjang minggu depan. Saham-saham teknologi seperti Apple, Amazon, Microsoft, dan Meta menjadi sorotan utama, dengan fokus pada dampak kebijakan tarif terhadap kinerja bisnis serta persaingan di bidang AI. Selain itu, laporan dari Coca-Cola, Chevron, dan Eli Lilly akan memberikan gambaran tren konsumsi dan energi global.
Secara keseluruhan, minggu depan diprediksi akan menjadi periode yang sangat dinamis bagi pasar keuangan. Reli pekan ini memberikan kelegaan sementara, tetapi ketegangan perdagangan, data ekonomi yang beragam, dan laporan keuangan perusahaan dapat dengan mudah mengubah sentimen pasar. Investor disarankan untuk tetap waspada terhadap potensi volatilitas, terutama jika data GDP, inflasi, atau laporan ketenagakerjaan mengecewakan, atau jika perusahaan-perusahaan besar memberikan pandangan yang lebih berhati-hati terkait prospek bisnis ke depan.
Untuk memaksimalkan peluang di tengah volatilitas pasar, pastikan Anda menggunakan perangkat kerja yang mendukung kecepatan analisis dan eksekusi. Cek spesifikasi lengkap 2025 Laptop 17.3-Inch FHD Quad Core di sini — pilihan ideal untuk para trader modern.
Tip: Ketika pasar bergerak cepat, memiliki laptop dengan performa tinggi seperti 2025 Laptop, 17.3-Inch FHD Display, Quad Core 12th Gen bisa menjadi keuntungan kompetitif Anda. Cek detailnya sebelum keputusan penting berikutnya di pasar!
Baca juga: Jerome Powell Tegaskan Fokus pada Inflasi, Belum Ada Komitmen Pelonggaran Kebijakan
Sumber berita: Yahoo Finance
[smartslider3 slider=”2″]