Setelah koreksi dua hari berturut-turut pada minggu lalu akibat kekhawatiran atas kebijakan tarif, pelaku pasar global kini menatap pembukaan pekan ini dengan ketegangan tinggi. Sejumlah analis menyebut situasi saat ini mengingatkan pada peristiwa Black Monday tahun 1987, sementara lainnya melihat potensi pemulihan jangka pendek jika ada pernyataan positif dari Presiden Amerika Serikat.
Ancaman Koreksi Lanjutan
Jim Cramer, analis dan komentator pasar yang dikenal luas, menyebut bahwa pola yang terjadi saat ini mirip dengan masa sebelum terjadinya crash besar pada tahun 1987. Ia memperingatkan bahwa apabila Presiden Trump tidak menunjukkan langkah konkret untuk meredakan ketegangan dan memberikan penghargaan terhadap negara serta perusahaan yang patuh terhadap aturan, maka risiko koreksi lanjutan bisa menjadi kenyataan.
Meskipun saat ini sudah ada sistem circuit breakers untuk memperlambat penurunan pasar, tekanan jual yang besar tetap dapat memicu kekacauan jangka pendek. Cramer juga mengingatkan bahwa pada masa lalu, banyak trader terlambat menyadari besarnya tekanan tersebut dan menyesal tidak mengambil langkah lebih cepat.
Sinyal Positif dari Peluang Rebound
Di sisi lain, Bill Ackman, manajer hedge fund terkenal, menyampaikan pandangan yang lebih optimistis. Ia memprediksi bahwa Presiden Trump kemungkinan akan mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif demi membuka ruang negosiasi dan membangun persepsi sebagai pemimpin yang rasional di mata dunia. Jika hal ini benar terjadi, pasar berpotensi mengalami relief rally, terutama pada sektor-sektor yang terdampak langsung oleh kebijakan perdagangan.
Ackman menyebut bahwa dengan waktu yang semakin sempit menjelang tenggat 9 April, tekanan dari berbagai pihak terhadap Gedung Putih akan semakin besar. Situasi ini membuka peluang terciptanya kejutan positif yang dapat mendongkrak sentimen pasar dalam jangka pendek.
Pandangan Strategis: Jangan Terlalu Percaya Diri di Sisi Short
Mantan kepala strategi JP Morgan, Marko Kolanovic, memberikan pandangan menarik terkait potensi pergerakan harga. Ia menilai bahwa justru saat ini lebih berisiko untuk mengambil posisi jual (short) menjelang akhir pekan. Kolanovic berpendapat bahwa Trump telah berhasil meyakinkan pasar bahwa ia “cukup gila” dan siap membawa dunia menuju resesi sebagai bagian dari strategi negosiasinya.
Namun, ia melihat bahwa itu hanyalah sebuah taktik, dan langkah selanjutnya kemungkinan adalah penciptaan “kesepakatan besar” atau penundaan kebijakan yang menciptakan kejutan positif. Dengan kondisi seperti ini, Kolanovic menilai bahwa risiko kenaikan pasar secara tiba-tiba (short squeeze) lebih besar daripada risiko penurunan lanjutan.
Kesimpulan: Pasar Masih Didikte Oleh Headline
Fokus utama minggu ini terletak pada arah kebijakan dari Presiden Trump, yang hingga saat ini masih belum pasti. Sentimen pasar sangat rentan terhadap perubahan arah kebijakan dalam waktu singkat, bahkan satu pernyataan saja dapat memicu volatilitas signifikan.
Beberapa poin penting untuk trader dan investor:
- Perkuat strategi manajemen risiko
- Hindari overtrading di tengah ketidakpastian
- Tunggu konfirmasi arah pasar dari perkembangan makro
Pasar saat ini sedang berada dalam mode “berita-driven”, dan ini menuntut kehati-hatian ekstra dalam mengambil posisi.
Sumber: Artikel pasar dari Investing.com edisi awal April 2025
Baca juga: Ray Dalio: Filosofi Investasi dan Pelajaran Berharga — pelajari prinsip investasi dari salah satu tokoh keuangan paling berpengaruh di dunia.






