Harga emas diperdagangkan mendekati level tertinggi minggu lalu karena pelemahan dolar AS dan lonjakan permintaan melalui dana yang didukung emas (ETF). Kondisi ini membuka peluang harga emas menembus level $3.000 per ons.
Saat ini, emas bertahan di kisaran $2.940 per ons setelah mencatat kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut—periode kenaikan terpanjang sejak tahun 2020. Lonjakan permintaan melalui ETF menjadi pendorong utama, dengan kepemilikan emas dalam ETF pekan lalu meningkat signifikan, tertinggi sejak 2022.
Emas telah mencapai rekor harga baru beberapa kali tahun ini, dengan kenaikan mencapai 27% sepanjang 2024. Kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan dan geopolitik Presiden AS Donald Trump yang dinilai mengganggu, telah meningkatkan minat investor terhadap logam mulia ini. Goldman Sachs Group Inc. bahkan menaikkan proyeksi harga emas pada akhir tahun menjadi $3.100 per ons, dengan alasan pembelian besar-besaran oleh bank sentral dan meningkatnya permintaan melalui ETF.
Pelemahan dolar AS pada Senin lalu menyusul laporan yang menunjukkan aktivitas bisnis di AS melambat, kepercayaan konsumen melemah, dan ekspektasi inflasi meningkat. Pasar keuangan kini memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih cepat, dimulai pada Juli 2025, lebih awal dari perkiraan sebelumnya pada September. Penurunan suku bunga umumnya mendukung kenaikan harga emas.
Minggu ini, data inflasi yang menjadi acuan Federal Reserve akan dirilis pada Jumat. Data tersebut diperkirakan menunjukkan perlambatan inflasi terendah sejak Juni. Meski demikian, kemajuan yang lambat dalam menekan tekanan harga secara keseluruhan kemungkinan membuat bank sentral tetap berhati-hati sebelum mengambil langkah pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Pada pukul 15.27 waktu Singapura, harga emas spot tercatat stabil di $2.940,27 per ons. Indeks Dolar Bloomberg melemah 0,2% setelah mengalami penurunan selama tiga minggu berturut-turut. Harga perak dan platinum mengalami kenaikan, sementara palladium sedikit melemah.
Sumber: Bloomberg via Yahoo Finance
