Pasar kripto kembali menghadapi volatilitas tinggi seiring kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian akan terus berlanjut seiring dengan langkah Trump yang semakin agresif dalam kebijakan perdagangannya.
Dampak Tarif Terhadap Pasar
Pemerintah AS baru saja menetapkan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko serta tarif 10% terhadap China. Kanada merespons dengan memberlakukan tarif serupa sebesar 25% pada barang impor AS senilai $106 miliar, sementara Meksiko diperkirakan akan mengikuti langkah tersebut.
Laporan dari firma perdagangan kripto yang berbasis di Singapura, QCP Capital, mencatat bahwa imbal hasil obligasi AS mengalami bear-flattening, di mana imbal hasil obligasi 2 tahun naik sementara obligasi 10 tahun turun. Fenomena ini mencerminkan kekhawatiran inflasi jangka pendek serta meningkatnya risiko perang dagang dalam jangka panjang. Pasar saham mengalami penurunan, harga emas berfluktuasi, minyak melonjak, dan aset kripto mengalami aksi jual besar-besaran.
Ketidakpastian Kebijakan dan Reaksi Pasar
QCP Capital meyakini bahwa ketidakpastian ini akan terus berlanjut, terutama dengan rencana Trump untuk bernegosiasi dengan Kanada dan Meksiko, serta ancamannya untuk menerapkan tarif baru terhadap Uni Eropa. Dalam pernyataan terbarunya, Trump menegaskan bahwa Eropa harus menghadapi konsekuensi karena adanya defisit perdagangan yang besar dengan AS.
“They don’t take our cars, they don’t take our farm products. They take almost nothing, and we take everything, and then millions of cars, tremendous amounts of food and farm products,” ujar Trump.
Analis juga mencatat bahwa pergerakan harga emas di London dan New York mulai terpisah secara signifikan, yang berpotensi disebabkan oleh para pedagang yang melepas posisi mereka dalam carry trade atau mengalami kesulitan dalam memindahkan emas antarbrankas.
Indeks Ketakutan dan Keserakahan Kripto Turun Tajam
Indeks Ketakutan dan Keserakahan Kripto (Crypto Fear & Greed Index) turun ke level terendah dalam empat bulan, yakni 44, setelah pasar mengalami penurunan drastis sebesar $2,2 miliar dalam satu hari. Sebelumnya, indeks ini berada pada level 60 yang mencerminkan “moderate greed,” tetapi setelah pengumuman tarif Trump, nilai indeks langsung turun ke zona “fear.”
Secara historis, meskipun ini merupakan salah satu peristiwa likuidasi terbesar dalam sejarah kripto, skor indeks belum menunjukkan adanya tren penurunan jangka panjang seperti yang terjadi pada tahun 2018, 2019, dan 2022. Beberapa analis tetap optimistis bahwa kondisi ini hanyalah koreksi dalam pasar bullish dan bukan tanda awal dari tren bearish yang berkepanjangan.
Reaksi Pasar dan Pemulihan
Di tengah kepanikan pasar, banyak investor yang mulai menggunakan strategi “buy the dip,” yang menjadi tren utama di media sosial. Bitcoin berhasil pulih sekitar 4% dari level terendah 24 jam di $91.200 menjadi sekitar $95.000. Ethereum juga mengalami kenaikan dari $2.368 ke sekitar $2.600, sementara Tether kembali ke level stabil di atas $1.00085.
Ketahanan pasar yang relatif kuat meskipun ada tekanan besar diperkirakan berasal dari masuknya investasi institusional besar seperti MicroStrategy ke dalam Bitcoin. Keberadaan investor besar ini dianggap dapat membantu menstabilkan pasar yang biasanya sangat fluktuatif.
Kesimpulan
Ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan AS terus menciptakan gelombang volatilitas di pasar kripto. Meski aksi jual besar-besaran terjadi, reaksi pasar menunjukkan bahwa banyak investor masih percaya pada fundamental jangka panjang aset digital seperti Bitcoin dan Ethereum. Dalam waktu dekat, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap kemungkinan kebijakan baru yang dapat memicu gejolak lebih lanjut.
Sumber: Crypto.News

