Harga emas mengalami kenaikan seiring pelemahan dolar pada hari Senin, sementara investor menantikan data inflasi kunci Amerika Serikat yang dijadwalkan dirilis pekan ini yang dapat memberikan gambaran mengenai arah suku bunga Federal Reserve.
Emas spot naik 0,4% menjadi $1.945,25 per ons pada pukul 3:30 sore ET (2030 GMT). Kontrak emas berjangka AS naik 0,6% menjadi $1.950,20.
Data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan dirilis pada hari Selasa. Menurut jajak pendapat Reuters, diperkirakan CPI inti AS naik 0,3% bulan-bulan pada Oktober, dengan kenaikan tahunan sebesar 4,1%. Para pedagang juga akan memeriksa data Indeks Harga Produsen AS yang dijadwalkan pada hari Rabu.
Jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari yang diharapkan, emas kemungkinan akan mundur karena hal itu akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya, kata Bob Haberkorn, strategis pasar senior di RJO Futures. “Tetapi jika data sesuai ekspektasi, emas akan diperdagangkan di atas $1.950.”
Suku bunga yang tinggi meredam daya tarik emas yang tidak menghasilkan imbal hasil. Pasar memasukkan peluang sebesar 86% bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Desember, menurut alat CME FedWatch.
Emas turun 3% pekan lalu karena permintaan tempat aman yang dipicu oleh konflik di Timur Tengah mereda, sementara Ketua Fed Jerome Powell mengambil sikap yang hawkih. “Ke depan, dalam jangka pendek, keinginan investor untuk menambah posisi akan bergantung pada sejauh mana eskalasi (geopolitik) tetapi (emas) akan menghadapi hambatan dari suku bunga riil AS yang tinggi,” menurut Goldman Sachs dalam risetnya. “Secara taktis, kami akan melihat potensi penjualan emas sebagai peluang beli karena kami melihat lingkungan dengan risiko yang meningkat di depan berkontribusi pada sifat lindung emas.”
Sementara itu, Lembaga pemeringkat Moody’s pada hari Jumat mengubah prospek peringkat kredit pemerintah AS menjadi “negatif” dari “stabil”.
Sumber: Reuters