Bank of Japan (BOJ) memulai pertemuan kebijakan moneter selama dua hari pada hari Senin, memulai minggu yang juga akan menampilkan keputusan suku bunga dari Federal Reserve AS dan Bank of England.
Ada serangkaian data PMI, angka inflasi di zona euro, dan gaji nonfarm AS yang juga turut menghiasi agenda minggu ini. Yen terakhir tercatat turun 0,1% menjadi 149,75 per dolar setelah sebelumnya menyentuh level terendah satu tahun sebesar 150,78 per dolar minggu lalu.
Kenaikan suku bunga global baru-baru ini telah meningkatkan tekanan pada BOJ untuk mengubah kontrol imbal hasil obligasinya. Spekulasi mengemuka bahwa bank sentral yang cenderung dovish ini bisa menaikkan batas imbal hasil yang ada dalam pertemuan pekan ini.
Dalam pasar secara umum, pergerakan mata uang terpantau relatif tenang karena para pedagang tetap waspada dan sentimen risiko masih kurang stabil. Dolar Australia dan Selandia Baru menguat setelah sebelumnya merosot ke level terendah tahun 2023 minggu lalu. Aussie terakhir naik 0,19% menjadi $0,6346. Kiwi menguat sebesar 0,22% menjadi $0,58215.
Di akhir pekan, Israel menandakan niatnya untuk mengepung kota utama Gaza dengan mempublikasikan gambar tank tempur di pantai barat enklave Palestina ketika konflik di Timur Tengah masih berlangsung.
Dalam perdagangan dengan dolar, poundsterling turun 0,12% menjadi $1,2108, sementara euro melemah 0,02% menjadi $1,0563. Indeks dolar naik tipis 0,03% menjadi 106,63, seiring para investor mengevaluasi arti dari data ekonomi AS yang menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam belanja konsumen pada bulan September.
Sementara diperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga ketika mengumumkan keputusan kebijakannya nanti dalam minggu ini, pasar memperhitungkan kemungkinan sekitar 19% kenaikan pada Desember, menurut alat CME FedWatch.
Pertanyaan sekarang adalah bagaimana keputusan mempertahankan suku bunga akan dikomunikasikan kali ini, terutama karena Fed belum dalam posisi untuk menyatakan kemenangan atas inflasi.
Sumber: Reuters