Setelah minggu lalu, disibukkan dengan rapat bank sentral, fokus pasar kembali akan beralih ke data makroekonomi. Di Amerika Serikat, sorotan akan tertuju pada Indeks Harga PCE (Personal Consumption Expenditures), serta data pendapatan dan pengeluaran pribadi. Selain itu, fokus juga akan tertuju pada pesanan barang tahan lama, pembacaan terakhir laju pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) kuartal kedua, dan penjualan rumah tertunda dan baru. Di Eropa, tingkat inflasi bulan September akan dirilis untuk Kawasan Euro, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Terakhir, investor akan memantau Indeks Iklim Bisnis Ifo, Kepercayaan Konsumen GFK, dan angka penjualan ritel untuk Jerman, bersama dengan produksi industri, penjualan ritel, tingkat pengangguran, kepercayaan konsumen, dan Risalah Rapat Kebijakan Moneter BoJ di Jepang.
Dalam seminggu ke depan, semua mata akan tertuju pada laporan pengeluaran dan pendapatan pribadi AS, dengan antisipasi khusus mengenai rilis Indeks Harga PCE. Diperkirakan bahwa harga inti PCE naik sebesar 0,2% pada bulan Agustus, sama dengan pada bulan Juli; sementara tingkat tahunan, yang dianggap sebagai inflasi acuan The Fed, diperkirakan melambat menjadi 3,8%, mencatat titik terendahnya sejak Juni 2021. Laporan ini juga diperkirakan akan mengungkapkan peningkatan pada pengeluaran konsumen sebesar 0,5% dan kenaikan pendapatan sebesar 0,4% untuk periode yang sama. Selain itu, investor akan memantau erat pesanan barang tahan lama Agustus, serta pembacaan terakhir pertumbuhan PDB kuartal kedua dan sentimen konsumen Michigan bulan September. Pasar perumahan akan menjadi sorotan, dengan fokus pada harga rumah Case-Shiller, angka penjualan rumah baru dan tertunda. Selain itu, pelaku pasar akan memantau perkiraan awal inventaris grosir, neraca perdagangan barang, Indeks Kepercayaan Konsumen CB, Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago, dan Indeks Manufaktur Fed Dallas. Selain di AS, agenda ekonomi lainnya adalah angka PDB bulanan Kanada.
Di Eropa, semua mata akan beralih ke laporan CPI (Indeks Harga Konsumen) awal dari Eurozone, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Tingkat inflasi tahunan di Kawasan Euro diperkirakan akan melambat untuk kelima kalinya berturut-turut menjadi 4,5% pada bulan September, yang merupakan yang terendah sejak Oktober 2021 tetapi masih jauh di atas target 2% ECB. Di Jerman, diperkirakan terjadi penurunan tajam dalam inflasi utama menjadi 4,6% terutama karena biaya eksternal yang lebih rendah. Di sisi lain, di Prancis, diperkirakan inflasi akan sedikit menguat menjadi 5%. Selain itu, untuk Jerman, indikator Iklim Bisnis Ifo diperkirakan akan turun untuk kelima kalinya berturut-turut ke level terendah sejak Oktober 2022, sementara Indeks Iklim Konsumen GfK kemungkinan tetap tidak berubah dari level terendah empat bulan pada bulan September. Dengan berita yang lebih baik, penjualan ritel Jerman kemungkinan akan memantul sedikit setelah dua bulan berturut-turut mengalami penurunan. Data lain yang akan diikuti termasuk survei bisnis Kawasan Euro, tingkat pengangguran Jerman, survei konsumen dan bisnis Italia, moral konsumen Prancis, dan Indikator Utama KOF Switzerland. Sementara itu, Inggris akan merilis perkiraan terakhir pertumbuhan PDB kuartal kedua, bersama dengan neraca berjalan, indikator moneter Bank of England, CBI distributive trades, dan indeks harga rumah Nationwide.
Di Asia, minggu ini akan ditandai oleh risalah dari pertemuan kebijakan terbaru Bank of Japan, yang akan memberikan gambaran tentang waktu potensial bank sentral tersebut untuk beralih dari kebijakan moneter yang sangat longgar, serta dukungan potensial untuk yen. Data lain dari Jepang termasuk produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran untuk bulan Agustus. Di India, semua mata akan tertuju pada neraca berjalan untuk kuartal kedua. Selain itu, Korea Selatan akan merilis keyakinan bisnis dan konsumen untuk bulan September. Di Australia, tingkat inflasi bulanan diperkirakan akan memantul untuk pertama kalinya sejak April, yang membuat RBA menahan suku bunganya. Penjualan ritel dan sejumlah data kredit Aussie juga menjadi sorotan, sementara Selandia Baru akan merilis indikator kepercayaan.
Sumber: Trading Economic