Harga minyak mentah Western Texas Intermediate (WTI) semakin melambung ke kisaran $88.40, didorong oleh pasokan yang semakin terbatas dan prospek permintaan minyak yang optimis. EIA AS memperkirakan produksi minyak global akan mencapai 101.2 juta barel per hari (bpd) pada 2023 dan 102.9 juta bpd pada 2024.
Laporan API menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 1.174 juta barel, berbanding terbalik dengan penurunan 5.521 juta barel pekan sebelumnya. Para trader minyak kini menunggu dengan cermat data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS dan Perubahan Stok Minyak Mentah EIA pada hari Rabu. Western Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, saat ini diperdagangkan di sekitar $88.40 pada hari Rabu. Harga WTI melonjak ke level tertinggi dalam 10 bulan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meramalkan lonjakan permintaan minyak.
Meski dihadapkan pada tantangan seperti suku bunga tinggi dan inflasi yang meningkat, OPEC tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global yang solid di tahun 2023 dan 2024. Proyeksi tersebut memperkirakan permintaan minyak global akan naik sebesar 2.25 juta barel per hari pada tahun 2024, tetap tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Selain itu, EIA AS memproyeksikan produksi minyak global akan meningkat dari 99.9 juta barel per hari pada 2022 menjadi 101.2 juta bpd pada 2023 dan 102.9 juta bpd pada 2024, sementara permintaan global akan naik dari 99.2 juta bpd pada 2022 menjadi 101.0 juta bpd pada 2023 dan 102.3 juta bpd pada 2024.
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 1.174 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 8 September, berlawanan dengan penurunan 5.521 juta barel pekan sebelumnya.
Pemangkasan produksi minyak yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia juga telah membantu meningkatkan harga WTI dalam beberapa minggu terakhir. Saudi Arabia dan Rusia, dua eksportir minyak utama dunia, telah mengumumkan rencana untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga akhir tahun 2023. Meskipun demikian, kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi di China, yang merupakan importir minyak terbesar di dunia, dapat membatasi potensi kenaikan harga WTI. Para trader minyak juga menunggu data Retail Sales dan Industrial Production China untuk Agustus sebagai pemicu baru.
Kedepannya, para trader minyak akan memperhatikan rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) AS untuk Agustus sebelum data Perubahan Stok Minyak Mentah EIA untuk pekan yang berakhir pada 8 September, yang akan dirilis pada hari Rabu. Kedua peristiwa tersebut dapat berdampak signifikan pada harga WTI yang diukur dalam USD. Para trader minyak akan mencari peluang perdagangan berdasarkan data ini.
Dari berbagai sumber: Reuters, CNBC, Trading Economic.
Tertarik trading komoditas minyak, yuk Pilih Broker
Disclaimer: Informasi terkait yang dikemukakan oleh Kepoin Trading berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Semua informasi dan data yang dipakai dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual instrumen forex, saham, kripto ataupun komoditas. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat