Di tengah dinamika global, pasar saham Asia mengalami lonjakan pada hari ini, yang didorong oleh dampak data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan. Kelemahan ini dalam data pekerjaan AS memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya. Para investor tampaknya menganggap bahwa dengan adanya data pekerjaan AS yang kurang memuaskan, tekanan untuk kenaikan suku bunga mungkin akan berkurang, dan ini tercermin dalam sentimen pasar saat ini.
Indeks MSCI yang mencakup saham Asia-Pasifik, di luar Jepang, mengalami kenaikan sebesar 0,86%, dan ini menandai puncak dalam dua minggu terakhir. Namun, walaupun terjadi lonjakan, indeks tersebut masih tercatat mengalami penurunan sebanyak 6% sepanjang bulan Agustus, yang menjadikannya sebagai penurunan bulanan terburuk sejak Februari.
Di Jepang, indeks saham Nikkei menguat sekitar 0,5%, menunjukkan tanda pemulihan setelah periode volatilitas. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia juga mengalami kenaikan sekitar 0,64%, mencerminkan kenaikan yang signifikan di wilayah Asia-Pasifik ini.
Pasar saham China juga mengalami reli selama beberapa hari terakhir, mengikuti pengumuman berbagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan investor. Langkah-langkah ini mencakup pengurangan setengah dari beban pajak transaksi saham, pelonggaran aturan pinjaman marjin, dan pengendalian terhadap penawaran saham baru. Di awal perdagangan, indeks CSI 300 yang mencakup saham-saham blue-chip China naik sekitar 0,3%, sementara Indeks Hang Seng di Hong Kong mengalami kenaikan sekitar 0,75%.
Namun, para analis melihat bahwa langkah-langkah ini mungkin masih memerlukan tindakan lebih lanjut dari pihak berwenang China untuk menjaga kenaikan pasar. Mereka menggarisbawahi perlunya tindakan kebijakan yang lebih tegas dan pemulihan yang berkelanjutan dalam pendapatan perusahaan untuk mempertahankan kenaikan ini dalam jangka panjang.
Salah satu fokus utama para investor saat ini adalah data PMI dari China yang akan dirilis dalam beberapa hari mendatang. Data ini diharapkan akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi saat ini dan arah yang mungkin diambil oleh perekonomian China.
Di sisi lain, Wall Street mengalami kenaikan tajam semalam, dan imbal hasil obligasi AS turun ke level terendah dalam tiga minggu setelah data menunjukkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan AS mencapai titik terendah dalam hampir dua setengah tahun pada bulan Juli. Ini memberikan dukungan bagi spekulasi bahwa siklus kenaikan suku bunga mungkin akan segera berakhir. Sentimen “berita buruk adalah berita baik” muncul dalam pasar, karena data yang lemah tersebut mendukung pandangan bahwa Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga meskipun adanya retorika hawkish baru-baru ini dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell.
Para analis juga mencatat bahwa para trader saat ini sedang melakukan penyesuaian dalam taruhannya berdasarkan indikator terbaru dan data ekonomi. Pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 89% bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan depan, seperti yang ditunjukkan oleh alat CME FedWatch. Selain itu, pasar saat ini juga memperkirakan peluang sekitar 50% bahwa Federal Reserve akan kembali menahan suku bunga pada pertemuan bulan November, dibandingkan dengan peluang sebesar 38% yang terjadi sehari sebelumnya.
Sumber: Reuters
Tertarik trading Indeks Saham, yuk Pilih Broker!!!
Disclaimer: Informasi terkait yang dikemukakan oleh Kepoin Trading berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Semua informasi dan data yang dipakai dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual instrumen forex, saham, kripto ataupun komoditas. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat.